Bayi Buta, Orang Tua Somasi RSUD
jpnn.com - SIDOARJO - Raja Bantalomeny tidak dapat melihat warna-warni kehidupan. Bayi empat bulan itu didiagnosis mengalami kebutaan permanen. Ayah Raja, Ariawan, menduga terjadi kesalahan standard operating procedure (SOP) oleh dokter RSUD Sidoarjo saat menangani putranya.
Ceritanya, istri Ariawan, Dwi Novita, 39, menjalani rawat inap di RSUD Sidoarjo pada 19 September lalu karena mengalami hipertensi saat kehamilannya berusia 28 minggu. Dokter yang menangani menyebutkan, tensi Dwi mencapai 200 mmHg sehingga janin harus segera dilahirkan. ''Raja akhirnya lahir secara Caesar pada 25 September,'' ujar Ariawan.
Ariawan menyebutkan, saat dilahirkan, kondisi Raja kecil. Dia lahir prematur dengan bobot 1,4 kilogram. Selain itu, kondisi yang kurang baik mengakibatkan bayi mungil tersebut harus menjalani perawatan di Neonatal Intensive Care Unit (NICU) RSUD Sidoarjo. ''Dia dimasukkan inkubator,'' kata pria yang saat ini tinggal di Perumahan Citra Garden Sidoarjo itu.
Pada 3 Oktober, Dwi diperbolehkan pulang. Sementara itu, Raja masih menjalani perawatan di RSUD. Dia baru diizinkan pulang pada 23 Oktober. Meski sudah mengantongi izin, Ariawan mengaku masih khawatir dengan kondisi putranya. Mata Raja berwarna kuning. ''Kata dokter tidak apa-apa. Maka, saya mau pulang,'' ujarnya.
Lima hari setelah itu, Ariawan dan Dwi kembali membawa putranya ke RSUD untuk mengontrol kesehatan Raja. Keluhan tentang mata Raja yang menguning kembali disampaikan. ''Lagi-lagi dokter bilang enggak apa-apa. Ya, saya sebagai orang awam manut-manut saja,'' imbuh Ariawan.
Sebenarnya, kata Ariawan, sang istri mulai curiga. Mata Raja tidak pernah merespons saat dijemur. Bahkan, saat diberi mainan, matanya juga tidak fokus. Normalnya, pada awal minggu pertama, mata bayi sudah bisa melihat meski baru fokus ke wajah orang yang melihatnya dari dekat. ''Saya kira ya karena usianya belum cukup,'' ujarnya.
Kecurigaan itu akhirnya terjawab. Pada Desember, Ariawan bersama keluarga bertandang ke Jepara, kota kelahiran Dwi. Raja dibawanya. Namun, saat perjalanan, Raja pilek. Dwi dan Ariawan membawa Raja ke RSUD Jepara. ''Saya tanyakan sekalian soal matanya yang kuning. Ternyata, dokternya bilang anak saya buta,'' ungkap Ariawan.
Ariawan tidak menelan mentah-mentah keterangan sang dokter. Ariawan kemudian mengajak Raja ke RS Eye Center Semarang. Di sana Raja menjalani computed tomography (CT)-scan. Hasilnya, dia mengalami retinopathy of prematurity stadium 5. ''Anak saya mengalami buta permanen,'' kata Ariawan.