Bayi yang Selamat Itu Jadi Bocah Mungil yang Lucu
Kini Anselo berusia tujuh tahun dan duduk di kelas II SD Tateli Weru, Kecamatan Mandolang, Minahasa. Sedangkan Flora masih tiga tahun tujuh bulan. "Kini dua bocah itu sudah tahu jika ibunya telah meninggal," tambah Grace Makatey.
Menurut Grace, Flora mulai diberi penjelasan tentang keberadaan ibunya. "Setiap melihat kubur di mana pun, Flora pasti bilang "Itu Mama, itu Mama"," kata Grace dengan mata berkaca-kaca.
Bahkan Anselo, ungkap Grace, jika ditanya tentang cita-citanya, selalu menjawab akan menjadi polisi. "Supaya boleh menangkap orang yang membunuh ibu, kata anak itu," tambahnya.
Wartawan koran ini lalu diajak melihat kubur Siska. Bersama Flora dan Anselo, menyusuri kebun kecil menuju ke pekuburan desa. Tampak peristirahatan terakhir Siska dihiasi ubin biru, berhias bunga dan terpajang foto mendiang saat diwisuda sebagai perawat.
"Makam ini dibangun dari uang kompensasi mereka (dr Ayu cs, Red)," ujar Julin.
Menurut Julin, meski keluarga menangis sejadi-jadinya, itu tidak bisa mengembalikan jasad Siska yang telah tenang di alam kubur. Yang bisa dilakukan hanyalah mengusut penyebab kematian Siska. Sebab, mungkin tidak terjadi tragedi jika para dokter saat itu langsung menolong Siska yang sudah dalam kondisi lemah.
"Sejujurnya kami tidak menyudutkan profesi dokter. Kami sama sekali juga tak mendendam kepada dokter. Menurut kami, dokter tetap profesi mulia. Tapi, ada beberapa oknum yang membuat nama baik dokter menjadi tercemar," tutur Julin.
"Kami berupaya menuntut keadilan agar di luar sana tidak ada Siska-Siska lain, yang akan bernasib sama dengan anak saya. Kami hanya ingin menggugah para petugas medis untuk mendahulukan nyawa pasien," tambahnya.