BBKSDA Pastikan tidak Evakuasi Harimau yang Tewaskan Warga
jpnn.com, PEKANBARU - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau memastikan tidak akan menangkap harimau Sumatera liar yang telah menewaskan seorang pekerja PT Ria Indo Agropalma (RIA) di Kecamatan Plangiran, Indragiri Hilir, Riau.
Hal ini, dikarenakan Kecamatan Plangiran, Kabupaten Indragiri Hilir masuk lanscape Kerumutan yang merupakan habitat asli si raja rimba.
Peristiwa naas itu dialami Amri, Kamis (23/5) siang. Pria berusia 32 tahun ditemukan dalam kondisi tak bernyawa dengan sejumlah bagian tubuh mengalami luka luka cakar dan gigitan hewan buas. Seperti pada bagian wajah, leher, kepala, dan punggung.
Baca: Sambangi Polda Metro, FPI Minta Polisi Tangguhkan Penahanan Pelaku Rusuh 22 Mei
Dimana warga Sambas, Kalimantan Barat dan beberapa orang rekannya pergi memanen kayu akasia di Kanal Sekunder 41 PT RIA, Desa Tanjung Simpang, Pelangiran. Amri merupakan korban ketiga akibat konfik antara manusia dan si belang dalam dua tahun terakhir.
Sebelumnya, terdapat dua korban yakni Jumiati diserang harimau pada awal Januari 2018 di KCB 76 Blok 10 Afdeling IV Eboni State, Desa Tanjung Simpang, Pelangiran. Lalu, Yusri Efendi (34) yang diterkam hewan bernama latin Panthera tigris sumatrae.
Mereka korban dari harimau sumatera benita yang bernama Bonita. Terhadap Bonita, petugas BBKSD Riau melakukan penangkapan dan mengevakuasinya ke Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dhamasraya (PR-HSD). Namun, bagi raja rimba yang menerkam Amri, tidak lakukan hal serupa.
“Harimau sumatera yang diduga menerkam pekerja PT RIA, tidak kita tangkap atau dievakuasi. Karena, lokasi itu masuk lanscape Kerumutan yang mana tempat hidupnya,” ungkap Kepala BBKSDA Riau, Suharyono kepada Riau Pos, Sabtu (25/5) kemarin.