Bea Cukai Dorong Kegiatan Ekspor dan Impor Melalui Ini
jpnn.com, JAKARTA - Kelancaran kegiatan ekspor dan impor dipengaruhi oleh beragam faktor, salah satunya biaya logistik.
Berdasarkan data logistics performance index (LPI) yang dirilis oleh Bank Dunia sebagai indikator kinerja logistik antarnegara di dunia menempatkan Indonesia pada peringkat ke-63 pada 2023. Angka itu turun sebanyak 17 peringkat dari ke-46 pada 2018.
Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai Dudi Ginanjar mengatakan arus distribusi logistik menjadi tantangan yang mendasar bagi Indonesia. Hal ini karena kondisi geografis dan karakteristik lingkungan yang beragam.
"Oleh karena itu, pemerintah telah membuat terobosan untuk mengefisienkan biaya logistik melalui pembangunan national logistics ecosystem (NLE),” ujar Encep.
NLE adalah sebuah platform digital layanan logistik dari hulu (kedatangan kapal) hingga hilir (warehouse/pabrik) dengan memfasilitasi kolaborasi kementerian/lembaga, perusahaan terkait, serta pelaku logistik.
Penataan NLE diatur dalam Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2020 tentang Penataan Ekosistem Logistik Nasional serta didukung dengan program Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK).
“Dengan adanya kolaborasi digital dalam satu platform yakni NLE, pemerintah memastikan kelancaran pergerakan arus barang ekspor dan impor, maupun pergerakan arus barang domestik, baik antardaerah dalam satu pulau, maupun antarpulau,” ujar Encep.
Dalam mendukung sinergi NLE, Bea Cukai Pangkalpinang dan Karantina Pertanian Pangkalpinang bekerja sama dalam kegiatan sosialisasi dan asistensi piloting SSm QC Ekspor yang diselenggarakan di Kantor Bea Cukai Pangkalpinang, pada Selasa (11/7).