Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Beban Baru, Kenaikan Tarif Dasar Listrik

Minggu, 28 Desember 2014 – 19:17 WIB
Beban Baru, Kenaikan Tarif Dasar Listrik - JPNN.COM
Menko Perekonomian Sofjan Djalil. Foto JPNN.com

jpnn.com - Perekonomian Indonesia pada tahun depan menghadapi tantangan berat. Pemerintah mengaku telah menyiapkan program untuk menggenjot pertumbuhan. Antara lain, pada awal tahun 2015 akan meluncurkan layanan satu pintu untuk memudahkan investor.

Tahun depan, rakyat Indonesia akan menghadapi beban baru, kenaikan tarif dasar listrik (TDL). Kenaikan ini dinilai banyak kalangan akan semakin membebani perekonomian masyarakat, setelah belum lama ini pemerintah mengerek kenaikan harga bahan bakar (BBM) bersubsidi.

Beban ekonomi rakyat tidak itu saja, belakangan ini nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga mengalami pelemahan yang cukup dalam. Dari kisaran Rp 12.000-an pada bulan lalu, sampai menembus  angka Rp 12.900 per dolar AS. Sejumlah analis ekonomi menghitung, melemahnya rupiah akan membuat inflasi pada tahun ini mencapai 8 persen, posisi tertinggi dari yang diperkirakan berada di rentan 7,5 persen sam­pai 8 persen.

Bagaimana nasib perekonomian Indonesia pada tahun 2015? Kebijakan apa yang akan di­ambil pemerintah untuk menekan inflasi? Berikut ini pandangan Menko Perekonomian Sofjan Djalil kepada Rakyat Merdeka (Jawa Pos Group).

Bagaimana Anda melihat tantangan perekonomian Indonesia tahun 2015?

Pertama, akan ada tekanan eks­ternal, saya melihat kondisi ekonomi internasional tidak terlalu menggembirakan. Pertumbuhan ekonomi di China lebih rendah dari yang diharapkan, kemudian Eropa dalam kondisi sakit. Selain itu, harga komoditas akan jatuh sekali, seperti minyak, sawit, dan mineral lainnya. Yang tumbuh hanya Amerika Serikat. Semua itu akan berimplikasi pada ekonomi domestik.

Penguatan ekonomi AS ba­ru-baru ini memberikan dam­pak negatif terhadap perekonomian domestik. Bagaima­na Anda melihat itu?    

Itu terkait dengan rencana Amerika menaikkan suku bunga. Hal itu berdampak kepada nilai tu­kar rupiah. Tetapi, penguatan ekonomi Amerika sebenarnya membuka peluang kepada kita untuk meningkatkan ekspor ke Amerika. Tapi, kalau di lihat secara keseluruhan, faktor eksternal berat, tidak terlalu menggem­birakan.

Perekonomian Indonesia pada tahun depan menghadapi tantangan berat. Pemerintah mengaku telah menyiapkan program untuk menggenjot pertumbuhan. Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News