Begini Cara Bu Dyah Meningkatkan Minat Baca Anak
jpnn.com - Terpuruknya Indonesia sebagai negara dengan budaya literasi rendah membuat banyak pihak harus berbenah. Termasuk pola pengajaran guru. Nah, salah satu metode yang bisa ditiru adalah cara mengajar Dyah Eko pada anak didiknya.
Guru Bahasa di SMP Lab Surabaya Mitra Unesa itu menggunakan pendekatan personal pada setiap anak didiknya. Salah satunya lewat diskusi bahasa. Dari diskusi itu pula akhirnya muncul ide masing-masing siswa untuk memiliki dua buku yang harus selesai dibaca pada kurun waktu tertentu. ”Satu biasanya buku dari perpustakaan, dan satu lagi buku yang mereka beli sendiri,” katanya saat menjadi pembicara dalam Media Briefing yang diadakan USAID Priotitas di Surabaya belum lama ini.
Untuk jenis buku sendiri, Dyah tidak menetapkan syarat khusus. ”Karena minat siswa itu kan masing-masing. Mereka sudah mau membaca saja, kita sudah senang. Daripada terus menerus main atau fokus ke gadget,” imbuh dia
Dari dua buku yang dimiliki oleh siswa, nantinya Dyah akan meminta untuk saling bertukar dengan siswa lain. Tujuannya agar semua memiliki referensi yang sama.
Tak heran, dari pola pengajaran seperti itu Dyah berhasil membuat generasi yang cinta baca. Agar semakin menyukai dunia tullis menulis dan membaca, Dyah kemudian melakukan sayembara kecil pada semua muridnya untuk menulis satu cerita pendek. Nah, cerita yang terpilih akan dibukukan. Total sudah ada tiga buku yang ditulis oleh anak-anak.
Buku-buku itu sekarang menjadi souvenir bagi setiap tamu yang berkunjung ke sekolah tersebut ataupun ke Unesa. ”Sekarang semua murid berlomba menyetorkan cerita mereka agar bisa dibukukan. Inikan kemajuan yang luar biasa,” katanya semringah.
Meningkatkan minat baca itu pula yang menjadi perhatian serius dari USAID. ”Makanya, kami kerap melakukan pelatihan bagi para guru-guru di berbagai sekolah agar bisa kreatif mengajarkan sesuatu pada anak didiknya. Karena 1000 kali pun kurikulum diganti, tidak akan berdampak apapun kalau mental dan kreativitas gurunya belum baik,” kata Silvana Erlina Koordinator USAID Prioritas Jatim.
Silvana menambahkan, guru saat ini harus bisa menjadi seorang pengajar sekaligus teman diskusi yang baik bagi siswa. ”Sehingga proses belajar mengajar tak lagi satu arah,” jelas dia. (jpnn/pda)