Bekas Polisi Bantai Puluhan Anak Kecil, Thailand Gencarkan Pemberantasan Narkoba
Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha telah memerintahkan lembaga penegak hukum untuk memperketat aturan kepemilikan senjata dan tindakan keras terhadap penggunaan narkoba menyusul pembunuhan massal oleh seorang mantan polisi di sebuah pusat penitipan anak yang mengguncang negara itu.
Sebanyak 36 orang, termasuk di antaranya 24 anak-anak, tewas saat pria itu mengamuk dengan pisau dan pistol di tangannya, sebelum ia kemudian bunuh diri di Uthai Sawan, sebuah kota 500 kilometer di timur laut Bangkok.
Ini menjadi salah satu peristiwa dengan jumlah korban tewas anak terbanyak oleh seorang pembunuh tunggal dalam sejarah.
Prayuth telah menginstruksikan pihak berwenang untuk secara proaktif mencari dan menguji penggunaan obat-obatan terlarang di kalangan pejabat dan masyarakat, dan meningkatkan pengobatan bagi para pecandu, kata juru bicara pemerintah Anucha Burapachaisri dalam sebuah pernyataan.
Perdana Menteri telah memerintahkan untuk mencabut lisensi senjata dari pemilik yang dilaporkan berperilaku "mengancam masyarakat" dan "menciptakan kekacauan atau menyebabkan kerusuhan", kata Anucha, di samping tindakan keras terhadap penjualan senjata ilegal, penyelundupan senjata, dan penggunaan senjata api ilegal.
Pihak berwenang Thailand juga berencana untuk menarik senjata dari pejabat dan petugas polisi yang menyalahgunakan senjata api mereka atau berperilaku agresif saat bertugas.
Pemeriksaan kesehatan mental secara teratur akan diperlukan bagi pemohon dan pemegang lisensi senjata, kata Kepala Polisi Jenderal Polisi Damrongsak Kittprapas kepada wartawan.
Kremasi untuk korban
Berita mengenai kontrol senjata itu muncul ketika tungku darurat yang terbuat dari batu bata tanah liat tengah dibangun di halaman kuil Buddha di Uthai Sawan, sebelum kremasi anak-anak korban pembantaian akan dilakukan malam harinya.
Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha memerintahkan pencatat pemerintah untuk mencabut lisensi senjata pemilik yang dilaporkan berperilaku
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News
-
Thailand Akan Gelar Pameran Dagang Produk Listrik dan Elektronik Terbesar, Simak Nih
Kamis, 02 Mei 2024 – 20:19 WIB -
Thailand Industrial Business Matching Undang Pengusaha Indonesia Berekspansi
Rabu, 24 April 2024 – 22:35 WIB -
Piala Asia U-23 2024: Thailand Antiklimaks
Selasa, 23 April 2024 – 04:19 WIB
JPNN VIDEO
-
LPPOM: 744 UMK di Daerah Wisata Difasilitasi Sertifikasi Halal
-
Kolaborasi Vista Putri dan Febby Carol, Aku Mau Nikah!
-
ONNI Garden House, Rekomendasi Kafe Instagramable Jakarta Selatan
-
Yusinta Syarief Resmi Daftar Bakal Cabup Kabupaten Bogor
-
Respons Anies Soal Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada Jakarta
- ABC Indonesia
Apa yang Menyebabkan Dwi Kewarganegaraan Indonesia sekadar Wacana?
Kamis, 09 Mei 2024 – 22:55 WIB - ABC Indonesia
Ketika Yahudi Australia Berubah Pikiran soal Israel, Simak Ceritanya
Rabu, 08 Mei 2024 – 23:57 WIB - ABC Indonesia
Dunia Hari Ini: Israel Serang Rafah, Meski Hamas Setujui Gencatan Senjata
Selasa, 07 Mei 2024 – 23:45 WIB - ABC Indonesia
Dunia Hari Ini: Lebih dari 70 Orang Tewas Akibat Banjir di Brasil
Senin, 06 Mei 2024 – 23:49 WIB
- Kriminal
Wanita di Cirebon Dibunuh Teman Kencan Gegara Tarif, Mayat Disembunyikan di Lemari
Jumat, 10 Mei 2024 – 16:52 WIB - Hukum
KPK Beri Peringatan Keras Terhadap Mantan Wakil Ketua DPR Ini
Jumat, 10 Mei 2024 – 15:20 WIB - Olahraga
Timnas U-23 Indonesia Gagal Lulus Olimpiade, Apa Agenda Shin Tae Yong Berikutnya?
Jumat, 10 Mei 2024 – 13:02 WIB - Olahraga
Terseok-seok di Liga 1 2023/2024, PSM Makassar Langsung Mempersiapkan Tim untuk Musim Depan
Jumat, 10 Mei 2024 – 12:48 WIB - Sepak Bola
Leverkusen tak Terkalahkan di 49 Laga, Xabi Alonso Bilang Begini
Jumat, 10 Mei 2024 – 16:05 WIB