Belum Stabil, Bromo Terbuka untuk Wisatawan
Senin, 29 November 2010 – 05:15 WIB
Tidak sedikit di antara mereka yang mengabadikan kepulan asap tersebut dengan kamera handphone. Fadil, 25, warga Desa Simorame, Kecamatan Candi, Sidoarjo, misalnya. Kemarin dia datang ke Gunung Bromo bersama istri dan dua mertuanya. Dari Sidoarjo, mereka mengendarai dua sepeda motor menuju Bromo karena penasaran.
"Tetapi, setelah saya ajak ke sini (Bromo), keluarga malah bilang takut. Tetapi, setelah saya jelaskan bahwa tempatnya jauh dari kawah, akhirnya mereka mau," kata Fadil yang menyatakan biasa mendaki Gunung Semeru tersebut. Pengunjung lokal lain adalah Endang, 38, warga Dusun Triwung Kidul, Kecamatab Kademangan, Probolinggo. Dia datang bersama putrinya, Lusi Dewi Pradina, 17.
Dari Probolinggo, dia mengendarai sepeda motor. "Penasaran ingin lihat kenyataannya. Di TV ada, tetapi tidak puas," kata Endang kemarin. Para pengunjung lokal tersebut mengaku tidak takut pada status Gunung Bromo yang awas (level IV). Alasan mereka, Dusun Cemoro Lawang tempat mereka melihat kepulan asap Bromo lebih dari 3 km. Mereka juga masuk tanpa harus membayar karcis Rp 6 ribu untuk wisatawan dalam negeri. (qb/jpnn/c1/iro)