Benarkah Gejala Virus Corona Bukan Batuk Berdahak, tetapi Batuk Kering?
jpnn.com - Masyarakat diharapkan bisa meningkatkan kewaspadaan tanpa panik berlebihan dengan ditetapkannya status wabah virus corona COVID-19 sebagai pandemi global. Salah satunya adalah dengan mengenali apa saja gejala penyakit akibat virus corona.
Gejala penyakit disebut-sebut mirip flu, yakni demam, sesak napas, hidung meler, sakit tenggorokan, tak terkecuali batuk.
Nah, untuk gejala yang disebutkan terakhir, ada yang bilang bahwa yang perlu lebih diwaspadai adalah batuk kering, bukan batuk berdahak. Bagaimana faktanya?
Batuk Kering dan Gejala Virus Corona
Menjawab pertanyaan tersebut, mari mengacu pada data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO). Hingga saat ini, demam menjadi gejala paling dominan yang ditemui pada pasien yang terkonfirmasi terjangkit COVID-19.
Untuk gejala batuk, batuk kering ternyata memiliki persentase yang lebih tinggi, yaitu sebanyak 67,7 persen. Sementara itu, batuk berdahak hanya dialami oleh 33,3 persen pasien. Jadi, batuk kering memang lebih banyak ditemukan pada pasien positif coronavirus.
Meski demikian, dr. Alvin Nursalim, SpPD, dari KlikDokter mengatakan, meski gejala batuk kering ditemukan lebih banyak pada pasien yang positif virus corona, tapi bukan berarti gejala batuk berdahak tak perlu diwaspadai.
“Dua-duanya tetap berpotensi menjadi gejala virus corona meski persentase batuk kering lebih tinggi. Adanya dahak sebenarnya menjadi mekanisme pertahanan tubuh untuk melawan virus,” dr. Alvin menjelaskan.