Bensin Langka, Sopir Angkot Kelabakan
jpnn.com - TEGAL – Langkanya Bahan Bakar Minyak (BBM), khususnya jenis premium beberapa hari terakhir membuat sopir angkutan kota (angkot) kelabakan. Selain harus antre berjam-jam untuk mendapatkan BBM, separo penghasilannya juga hilang.
Nursalim, 31, salah seorang sopir angkot jurusan Tegal–Slawi mengatakan, sejak BBM jenis premium sulit dicari, oprasional angkutannya mengalami penurunan. Biasanya Tegal–Slawi bisa 5 rit atau bolak balik 5 kali dalam sehari, kini hanya bisa 3 kali. Sebab, waktunya banyak terbuang untuk mengantre premium di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
”Hari ini saja waktunya terbuang lebih dari 2 jam hanya untuk mendapatkan BBM. Saya ngantre di SPBU Karanganyar 1 jam hasilnya nihil. Muter lagi cari di SPBU lain dan akhirnya dapat bensin di SPBU perbatasan Kota dan Kabupaten Tegal. Itu pun harus ngantre hingga 1,5 jam, dari pukul 09.30–11.00,” katanya Selasa (26/8).
Dia menyebutkan, dengan operasional 5 rit per hari, penghasilan bersihnya Rp 50–Rp 70 ribu. Kini hanya dengan 3 rit, otomatis penghasilannya turun hampir 50 persen. ”Ini menggunakan premium. Kalau pertamax pengasilan turunnya akan lebih drastis. Makanya saya tetap berusaha mencari premium,” ujarnya.
Ditanya apakah menaikan tarif karena kondisi tersebut? Nursalim menyatakan tidak mungkin. Sebab, penumpag menolak alasannya premium harganya tidak naik. Mereka (penumpang) tidak mau tahu susahnya mengante untuk mendapatkan BBM.
Hal sama diungkapkan sopir angkot Jatibarang–Tegal Ahmad, 50. Menurut dia, sekarang rit-nya berkurang lantaran harus mengantre BBM di SPBU lebih dulu. Dia menyebutkan, pada kondisi normal dan penumpang penuh, penghasilan bersih 3 rit Rp 80 ribu.
Sekarang, karena hanya bisa beroperasi 2 rit, penghasilan turun menjadi Rp 40 ribu. ”Itu pun kalau penumpangnya penuh,” ujarnya sembari menuturkan, penghasilan tersebut digunakan untuk menghidupi istri dan dua anaknya yang masih duduk di bangku SD.
Sementara itu, Kepala Terminal Kota Tegal Teguh Prihatno menuturkan, jumlah armada angkot dan elf yang beroperasi mengalami penurunan 20 hingga 30 persen. Penurunan terjadi sejak, premium sulit dicari dan banyaknya antrean kendaraan di SPBU-SPBU.