Berakhirnya Dominasi PKS di Pilkada Jabar 2024, Pengamat Komentar Begini
Firman mengatakan, kekalahan dalam hitung cepat ini dikarenakan figur yang diusulkan. Pasangan Ahmad Syaikhu – Ilham Habibie kalah populer dengan Dedi Mulyadi – Erwan Setiawan.
“Jadi meski Ahmad Syaikhu juga pernah maju di Pilgub kemarin, tetapi berbeda dengan Kang Dedi Mulyadi yang melakukan kerja-kerja politik sehingga ini popularitasnya meningkat,” kata Firman, Senin (2/12/2024).
Selain popularitas, faktor penyebab kekalahan lainnya adalah dari mesin partai. Menurutnya, pada Pilgub 2018, PKS berhasil mengkonsolidasikan pemilih yang ada di luar partai.
“Bahkan, di Pilkada kemarin (2018) angkanya bisa sampai di 29 persen. Nah, sekarang kelihatannya ada problem (masalah) kalau kita bandingkan dengan keefektifan mesin PKS di Pilkada sebelumnya,” ujarnya.
Tak hanya pasangan Ahmad Syaikhu - Ilham Habibie, Firman mengatakan hal serupa juga dialami dua paslon lainnya yakin Acep Adang Ruhyat- Gitalis Dwi Natarina (Gita KDI) dan Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja.
Meski kedua Paslon tersebut punya latar belakang publik figur, tetapi hal itu belum bisa mendongkrak, khususnya dari segi popularitas.
“Kurang lebih sama (seperti Ahmad Syaikhu-Ilham). Jadi memang mereka ini (Gita KDI dan Ronal) punya background artis tetapi tidak bisa dibandingkan dengan yang terjadi di 2008 dan 2013 (Dedi Mizwar dan Dede Yusuf)," ucapnya
"Jadi problem utamanya ini menurut saya soal tingkat popularitas. Sehingga, angka-angka kemarin itu (hasil quick count), menurut saya ada problem dari segi popularitas untuk paslon nomor 01, 02, dan 03,” tandasnya. (mcr27/jpnn)