Berani Larang KRI, Singapura Bakal Rugi Sendiri
Pramono Edhie: Laut Singapura Keciljpnn.com - JAKARTA - Larangan yang dikeluarkan Singapura agar KRI Usman Harun tak bisa melintasi perairan ataupun bersandar di pelabuhan negeri pulau itu dianggap sebagai hal berlebihan. Meski demikian, Indonesia sebaiknya tak usah terlalu menggubris langkah Singapura.
Menurut mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal (purn) Pramono Edhie Wibowo, Singapura justru akan rugi sendiri jika sampai berani melarang kapal-kapal perang Indonesia melintasi perairan di negeri yang terletak di sebelah utara Pulau Batam itu. Sebab, jika Indonesia membalas dengan langkah serupa maka kapal-kapal Singapura akan kesulitan beroperasi.
"Laut Singapura kecil. Sepanjang pengetahuan saya, jarang sekali kapal perang kita mengarungi wilayah laut Singapura. Justru kapal perang mereka yang sering memasuki wilayah laut Indonesia," kata Pramono di Jakarta, Rabu (19/2) saat dimintai tanggapan tentang ancaman Singapura atas KRI Usman Harun.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Singapura, Ng Eng Hen menyatakan bahwa pihaknya bersama Angkatan Bersenjata Singapura (Singapore Armed Force) akan melarang KRI Usman Harun memasuki perairan negeri pecahan Malaysia itu. Militer Singapura juga tak akan mau berlayar ataupun berlatih bersama KRI Usman Harun selama Indonesia tak menggubris protes agar nama untuk kapal perang milik TNI AL yang diambil dari dua marinir pelaku pemboman di Orchard Road itu.
Terkait hal itu, Pramono yang kini tercatat sebagai peserta konvensi calon presiden di Partai Demokrat itu mengatakan, penamaan KRI merupakan kewenangan dan hak Indonesia sepenuhnya. Karenanya, langkah pemerintah Indonesia untuk mempertahankan nama KRI Usman Harun sudah tepat.
Pria yang lebih senang dipanggil dengan nama Mas Edhie itu bahkan mengingatkan Singapura agar tak merecoki urusan dalam negei Indonesia. "Penamaan tersebut adalah bentuk penghormatan Indonesia kepada pahlawan yang diabadikan dalam penamaan objek tertentu yang tidak boleh diintervensi oleh negara lain,” pungkasnya. (jpnn)