Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Beras Buatan Berbahan Kulit Pisang, Lebih Murah, Bernutrisi Tinggi

Selasa, 16 Mei 2017 – 00:05 WIB
Beras Buatan Berbahan Kulit Pisang, Lebih Murah, Bernutrisi Tinggi - JPNN.COM
Dari kiri: Fajar Rifa’i, Lanny Julistian, dan Mohammad Lutfi Alibi saat mengikuti kompetisi di Universitas Hasanuddin, Makassar, April lalu. Foto: Fajar Rifa’i for Radar Malang

Beras Betul yang mereka buat pernah diikutsertakan dalam kompetisi tingkat nasional di Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta, 2016 lalu. Tapi, waktu itu mereka mentok di babak sepuluh besar.

Baru, di awal 2017, beras Betul karya tiga mahasiswa Fakultas Peternakan UB itu mendapatkan apresiasi lebih. Yakni mendapatkan juara III Business Plan tingkat nasional yang digelar di Universitas Hasanuddin, Makassar, April lalu.

”Awalnya, kami sempat tidak yakin bisa meraih juara. Sebab, ada banyak kompetitor hebat. Salah satunya tim dari Universitas Indonesia (UI) Jakarta. Mereka menyertakan inovasi yang pernah dilombakan di Swiss,” ungkap pemuda 21 tahun tersebut.

Fajar dan dua rekannya bersyukur bisa meraih prestasi tingkat nasional. Tapi, prestasi bukanlah target utama yang ingin mereka capai.

Cita-cita ketiga pemuda itu yaitu beras Betul bisa menjadi solusi untuk mengatasi masalah pangan. Terutama ketika harga beras makin mahal, bahkan stoknya terbatas.

Perlu diketahui, beras menjadi salah satu komoditas pertanian yang cukup rentan mengalami kegagalan panen. Faktor cuaca dan juga ketersediaan air bisa menjadi pemicunya.

Sementara untuk bahan singkong, kulit pisang, jagung, dan tepung maizena (yang juga terbuat dari jagung) relatif lebih mudah untuk dikembangkan. Juga relatif lebih murah harganya.

”Hanya butuh biaya Rp 8.000 untuk membuat 1 kilogram Betul. Kalau dilempar ke pasaran, harga jualnya bisa Rp 8.500 per kilogram,” jelas dia.

Tiga mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (UB), Malang, melakukan penelitian untuk mencari bahan pangan alternatif.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News