Beratnya Perjuangan Mengambil Tanah-Air Minut, Harus Lewati 1000 Anak Tangga
jpnn.com, MINAHASA UTARA - Antusiasme peserta Gowes Pesona Nusantara di Kabupaten Minahasa Utara (Minut), Sabtu (22/7) kurang bagus akibat kinerja panitia lokal yang tak maksimal. Tapi, untuk urusan penyerahan tanah air bumi Minahasa, butuh perjuangan yang lumayan sulit.
Setelah menyelesaikan acara Gowes Pesona Nusantara 2017 yang finis di kantor Bupati Minahasa Utara, perwakilan pemkab dan Kemenpora langsung menuju ke hutan kenangan.
Tujuannya, mereka akan melakukan penyerahan tanah dan air yang diambil dari salah satu daerah yang menjadi tetenger Minahasa Utara. Setelah berjalan kaki sekitar 1 Kilometer menuju area hutan kenangan, perwakilan Pemkab kemudian mengambil tanah.
Dengan menaiki Tangga Sewo, berjumlah sekitar 1000 anak tangga, perwakilan Pemkab Minahasa Utara kemudian mengambil tanah yang terletak di kaki gunung Klabat tersebut.
Setelah itu, perwakilan Pemkab kemudian harus sedikit bersusah payah melewati bukit terjal untuk mengambil air tanah yang menjadi sumber di kaki gunung Klabat itu.
"Kami serahkan tanah dan air dari bumi Minahasa Utara, yang diambil dari bukti di hutan kenangan, dan juga air tanah untuk disatukan dengan tanah-air dari kota lainnya, ini untuk meneguhkan komitmen bahwa kami akan terus menjaga NKRI, bersama daerah-daerah lainnya," kata perwakilan Pemkab, sembari menyerahkan tanah-air tersebut ke perwakilan Kemenpora.
Wadah yang digunakan untuk menampung tanah alam hutan Klabat tersebut cukup unik. Diletakkan di dalam wadah keramik yang berusia tahunan, yang dibungkus dengan daun pohon asli hutan kenangan.
"Ini adalah wadah yang menampung tanah alam hutan Klabat, untuk turut dibawa keluar dari Minahasa Utara, membawa semangat kekuatan dan kekayaan alam Klabat untuk disatukan dengan tanah dari daerah lainnya," lanjut perwakilan Pemkab tersebut.