Berdiri di Tengah, Airlangga Bisa Akhiri Polarisasi
jpnn.com, JAKARTA - Di tengah polarisasi politik yang masih diwarnai potensi politik identitas, kemunculan Airlangga Hartarto sebagai Calon Presiden Partai Golkar berpeluang memecah kondisi tersebut. Airlangga dinilai berada di tengah yang mampu menjembatani polarisasi politik yang masih berpeluang terjadi di 2024.
Pengamat politik Universitas Airlangga Surabaya Hari Fitrianto menyebutkan sejumlah kelompok masih ingin menggunakan politik identitas untuk mencapai tujuannya di Pemilu 2024.
"Situasi ini seolah-olah masih ter-maintain dan tidak ada ruang atau jembatan politik yang memadai dalam proses demokrasi kita," kata Hari, Rabu (11/5).
Hari pun mengakui politik identitas masih cukup relevan dan sangat efektif untuk memobilisasi pemilih. Namun, ia menegaskan, penggunaan narasi politik identitas justru tidak memberi nalar dan prospek yang sehat dalam konteks demokrasi, pembangunan sosial ekonomi dan juga menjadi pembodohan masyarakat.
“Di 2024 saya berkeyakinan masih ada kelompok-kelompok tertentu yang mencoba menggunakan narasi politik identitas sebagai alat politik efektif dan murah meriah," ujarnya.
Sementara untuk Airlangga Hartarto, Hari menilai, sosok Ketua Umum Partai Golkar Ini lebih berdiri di tengah. Hal ini mengingat Partai Golkar sendiri merupakan partai nasionalis yang dekat dengan banyak kelompok agama yang beragam.
“Sosok Airlangga Hartarto merupakan sosok pemimpin politik yang di tengah, bisa menjadi alternatif dan penawar dari pembelahan politik yang buruk bagi pembangunan sosial politik dan sosial ekonomi kita,” ujarnya.
Sementara, Koordinator Nasional Sahabat Airlangga Deden Nasihin meyakini figur Airlangga sebagai sosok tepat menjadi presiden pengganti Jokowi. Selain loyal dan berkinerja positif sebagai Menko Perekonomian, Airlangga tidak pernah terlibat dalam berbagai intrik politik serta kerap memberi solusi jalan tengah dalam kiprahnya sebagai Ketua Umum Partai Golkar.