Beri Khotbah di Malaysia, Nusron Bicara soal Ramadan dan Korupsi
Namun sayangnya, lanjut Nusron, di bulan Ramadan ini masih penuh simbolik, masih sekadar ibadah formalistik, tanpa proses kontemplasi. Dia merujuk bahwa buka puasa, taraweh dan qiyamul lail marak di kantor-kantor pemerintahan dan rumah-rumah pejabat, bahkan hampir tiap malam Ramadan. Namun di sisi lain kenyataannya, korupsi juga masih marak terjadi.
"Itu merupakan hal baik. Sayangnya korupsi dan penyalahgunaan juga masih marak dan lancar dilaksanakan. Seakan puasa dan ibadah Ramadan adalah one things, sementara korupsi adalah another things. Ini yang harus diubah oleh bangsa Indonesia pasca Ramadhan tahun ini," tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Nusron mengajak agar di bulan Ramadhan ini dijadikan momentum amnesty (pengampunan) atas dosa dan prilaku sosial manusia Indonesia, agar kembali fitri, suci, merdeka, tanpa dosa seperti ketika bangsa ini baru lahir dan merdeka.
"Amnesty syawal ini tanpa tarif dan tebusan seperti tax amnesty. Tapi cukup dengan declare dan pengakuan, penyesalan untuk tidak mengulangi kesalahan ritual maupun sosial kita," tuturnya. (adk/jpnn)