Berkat Plester Luka, Siswa Kharisma Bangsa Raih Emas di Level Dunia
Kecenderungan Farrel yang senang matematika membuat kakaknya, Arya, menyarankan ikut olimpiade. Arya yang juga jawara olimpiade menjadi salah satu inspirasi Farrel, dan ternyata berhasil. Sejak SMP, berbagai prestasi di Olimpiade Sains Nasional maupun internasional diukir Farrel.
Terus melesatnya prestasi Farrel salah satunya ditunjang oleh sistem pendidikan di Kharisma Bangsa yang membuat kelompok belajar olimpiade.
Siswa-siswi yang “bermental” olimpiade dikumpulkan dan dibimbing oleh guru khusus. Tidak hanya guru, para siswa peraih medali di olimpiade juga ikut menjadi pelatih adik-adik kelasnya.
"Saya lebih banyak belajar sendiri di waktu lowong. Kalau ada pelajaran yang tidak dimengerti saya tanya kakak kelas yang tinggal seasrama," kata Farrel kepada JPNN, Sabtu (4/8).
Dia lantas memberikan tips bagi siswa-siswi yang ingin belajar matematika dengan mudah. Caranya adalah banyak berlatih soal-soal olimpiade. Bila ada yang tidak pahami bisa belajar mandiri di website khusus olimpiade.
Siswa kelahiran Malang, 5 Juni 2003 ini bercita-cita ingin masuk Harvard University mengikuti jejak kakak kelasnya, Alvian Edgar Tjandra peraih medali emas IMO ke-59 di Rumania. Saat ini anak kedua dari tiga bersaudara ini sudah mendapatkan satu tiket beasiswa ke salah satu universitas top di Singapura berkat prestasinya di IMO 2019.
Prestasi dunia lainnya juga ditorehkan Anastasya Azzahra alias Tasya dan Tiara Salsabila. Dua dara ini meraih gold medal World Invention Creativity Olympic (WICO).ke-18 di Korea Selatan. Uniknya ini adalah olimpiade sains dunia pertama yang keduanya ikuti tapi langsung raih emas.
Keduanya berhasil mengalahkan 10 ribu peserta dari 20 negara. Sebenarnya, proyek sains yang dibawa Tasya dan Tiara sangatlah sederhana yaitu riset tentang plester serta krim luka. Kelebihan riset keduanya adalah plester lukanya bisa larut dalam air sehingga mengurangi sampah medis.