Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Berkhotbah di Jumatan, Sebut Corona Hasil Konspirasi Yahudi & AS untuk Tutup Masjidilharam

Minggu, 29 Maret 2020 – 23:27 WIB
Berkhotbah di Jumatan, Sebut Corona Hasil Konspirasi Yahudi & AS untuk Tutup Masjidilharam - JPNN.COM
Kakbah di Masjidilharam, Makkah yang disterilkan dari kegiatan umrah untuk mengantisipasi penyebaran virus corona. Foto: Yasser Bakhsh/REUTERS

jpnn.com, SANAA - Seorang ulama Yaman bernama Ibrahim al-Ubeidi menuding Yahudi dan Amerika Serikat (AS) berada di balik virus corona (COVID-19). Ubeidi menyampaikan tuduhannya dalam khotbah Jumat di Sanaa, Yaman pada 13 Maret lalu.

Menurut Ubeidi, tujuan Yahudi dan AS menciptakan COVID-19 adalah menutup dua kota suci umat Islam, yakni Makkah wa Madinah di Arab Saudi. Saat ini penguasa Arab Saudi telah mengosongkan area di sekitar Kakbah di Masjidilharam, Makkah yang sebelumnya selalu dipenuhi jemaah umrah.

Ubeidi menyatakan bahwa Israel dan Amerika bekerja sama dengan penguasa Arab Saudi yang menurutnya keturunan Yahudi. “Demi menjalankan skema Yahudi pada al-Haramaian (Makkah dan Madinah, red),” ujarnya.

Dalam khotbah itu Ubeidi juga memuji mendiang Hussein Badreddin Al-Houti, seorang tokoh politik dan militer Yaman yang meninggal pada 2004. Ubeidi mengatakan, Badreddin pernah mengingatkan dunia Islam tentang niat Yahudi, Israel dan Amerika mengontrol Masjidilharam dan Masjid Nabawi.

Ubeidi menuturkan, pada 2002 mendiang Badreddin menyatakan bahwa Yahudi bersama Israel serta Amerika akan menciptakan penyakit dan pandemi. “Dalam rangka menutup dua masjid di Makkah dan Madinah,” ucap Ubeidi.

Materi khotbah Ubeidi yang ditayangkan Al-Eman TV itu menjadi temuan Middle East Media Research Institute (MEMRI). Lembaga nirlaba yang berbasis di Washington itu bergerak dalam pemantauan media, khususnya di wilayah Timur Tengah dan Rusia.

Seorang ulama di Timut Tengah dalam khotbah Jumat menyatakan bahwa virus corona buatan Yahudi, Israel dan Amerika Serikat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close