Berkunjung di Pesantren Jibril di Lotim
Selasa, 01 September 2009 – 10:19 WIB
Di kediaman Tafaul terdapat tiga rumah yang terpisah namun masih tetap dalam satu komplek yang dikelilingi satu tembok dan gerbang.Kedatangan koran ini diterima oleh sejumlah anggota keluarga. "Silakan duduk Mas, baru juga ada wartawan yang datang," kata Tafaul.
Jika melihat rumahnya, kehidupan kelurga Jibril tergolong sederhana. Di rumah itu terdapat dua buah pohon sawo yang sudah berumur puluhan tahun. Tiga rumah itu juga terlihat sama seperti rumah warga lainnya. Menanggapi penangkapan keponakannya, Tafaul mengaku hanya dapat membantu dengan doa. Menurutnya, doa merupakan senjata yang paling tajam. Bahkan lebih tajam dari sebutir peluru.
Dia juga tidak yakin sekaligus mempertanyakan, bagaimana bisa M Jibril dinyatakan sebagai salah satu penyuplai dana untuk pengeboman di beberapa tempat. "Padahal orang berinfak itu sesuatu yang wajar," tegasnya.Menurutnya, sebagai sesama muslim wajib tolong menolong. Sehingga setelah ditolong perkara bantuan itu mau dipakai untuk apa terserah yang dibantu. Dia sangat yakin kalau keponakannya tidak bersalah.