Bernadya Makin Memesona Lewat Album 'Sialnya, Hidup Harus Tetap Berjalan'
Tidak sekadar luapan dari sudut pandang pribadi, album tersebut juga memesona karena mewakili perasaan banyak orang.
"Aku menulis berdasarkan pengalaman pribadi dan dengar teman curhat. Ketika banyak yang relate, aku merasa maksudnya tersampaikan, lega," jelas perempuan berusia 20 tahun itu.
Dalam pengerjaan album Sialnya, Hidup Harus Tetap Berjalan, Bernadya dibantu oleh Petra Sihombing dan Rendy Pandugo sebagai produser.
Paduan aransemen para produser ini menyempurnakan emosi yang ingin disampaikan dalam setiap lagu yang mengantar perjalanan cinta tersebut melalui tiga fase.
Fase heartbreak yang menjadi awal keresahan, dicurahkan pada lagu ‘Sialnya, Hidup Harus Tetap Berjalan’, ‘Kata Mereka Ini Berlebihan’, ‘Lama-Lama’, dan ‘Kita Kubur Sampai Mati’.
Adapun fase kedua dengan ‘Ambang Pintu’ dan ‘Berlari’ yang menandakan self doubt dalam diri, hingga akhirnya proses realization yang menjadi fase ketiga diantar oleh lagu ‘Kini Mereka Tahu’ dan ‘Untungnya, Hidup Harus Tetap Berjalan’ yang menutup perjalanan ini.
"Soal produser, saya mengajak Petra Sihombing dan Rendy Pandugo, supaya mencoba keluar dari zona album Bernadya sebelumnya, Terlintas," ucap CEO JUNI Records, Adryanto Pratono.
Musik yang dibawa dalam album pertama ini jelas menunjukkan sisi berbeda Bernadya dibanding mini album sebelumnya.