Berniat Mengevakuasi Korban Kelud Justru Ditantang Berkelahi
jpnn.com - Risiko tinggi dihadapi tim relawan korban bencana Gunung Kelud. Tak hanya risiko terkena semburan abu vulkanik yang bisa merenggut nyawa, tapi juga risiko ditentang warga yang enggan mengungsi.
Suara gemuruh Gunung Kelud, Sabtu (15/2) pukul 03.15 masih terdengar hingga di Kecamatan Ngantang. Tidak lama kemudian, hujan pasir pun menyelimuti Kecamatan Ngantang. Masyarakat yang sebelumnya enggan meninggalkan rumah, akhirnya mulai keluar rumah mengungsi.
Di antara mereka berusaha untuk menuju Selorejo di mana Posko Kawasan Rawan Bencana (KRB) I berdiri. Lokasinya berada di kawasan Jasa Tirta Bendungan Selorejo. Di lokasi tersebut terdapat tim dari BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Ada 11 relawan dari BPBD yang siaga di lapangan. Hanya satu orang yang siaga di posko. Lainnya berada di kawasan titik rawan atau kawasan yang berdampak parah terpapar letusan Gunung Kelud.
Mereka berada di kawasan Ngantang sejak Gunung Kelud dinaikkan statusnya menjadi siaga. Jalur evakuasi warga pun disiapkan untuk penyelamatan. Sosialisasi ke masyarakat pun dilakukan. Bahkan juga dilakukan simulasi agar masyarakat lebih mudah untuk menyelamatkan diri.
Hingga hari Kamis (13/2), status Gunung Kelud pun dinaikkan menjadi awas. Semua tim BPBD bergerak di kawasan yang diperkirakan terpapar letusan cukup parah. Mereka pun mulai bergerak ke lokasi dan siap melakukan evakuasi warga.
Namun baru sampai di pemukiman masyarakat, suara dentuman cukup keras terdengar dari arah Gunung Kelud. Dentuman tersebut disertai dengan asap tebal dan cahaya merah. Terutama di Desa Pandansari yang lokasinya paling dekat dengan Gunung Kelud. Jaraknya hanya berkisar di 8 kilometer. Dentuman keras itu pun membuat mereka memilih tidak bersembunyi terlebih dulu. Meminta agar masyarakat bersembunyi di rumah yang dianggap rawan.
”Hanya sebagian kecil tim saja yang sudah berhasil melakukan evakuasi warga. Itu pun hanya sampai di pos penjemputan di sekitar Bendungan Selorejo,” ungkap Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang Bagyo Setiono seperti yang dilansir Radar Malang (JPNN Group), Minggu (17/2).