Bersama Ganjar, Jokowi Mulai Pembangunan Industri Baterai Listrik Terintegrasi, Angka Investasinya Bikin Kaget
jpnn.com, BATANG - Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi memulai tahapan pembangunan industri baterai listrik terintegrasi di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Rabu (8/6).
Dalam sambutannya, presiden menyebut bahwa investasi ini merupakan investasi pertama di dunia yang mengintegrasikan produksi kendaraan listrik dari hulu sampai hilir. Nilai investasi kawasan ini mencapai Rp 142 triliun.
"Dimulai dengan penambangan nikel, smelter, pabrik prekursor, pabrik katoda, kemudian baterai listrik, battery pack, hingga mobil listrik, masih ditambah lagi dengan industri daur ulang baterai. Dari hulu sampai hilir, end to end semuanya kerjakan dalam investasi ini," ucap presiden.
Presiden mengucapkan rasa terima kasih atas kerja sama yang dilakukan semua pihak sehingga pembangunan industri baterai listrik terintegrasi bisa segera dimulai. Presiden mengatakan industri tersebut memiliki nilai investasi dan penyerapan tenaga kerja yang sangat besar.
"Total investasi ini juga bukan jumlah yang sedikit Rp 142 triliun. Kalau didolarkan USD 9,8 miliar. Dan yang paling saya senang, menyerap karyawan, SDM, tenaga kerja kita 20 ribu orang, ini jumlah yang tidak kecil. Di mana-mana di dunia sekarang ini pembukaan lapangan kerja merupakan kunci," tutur Kepala Negara.
Pada kesempatan tersebut, eks gubernur DKI Jakarta itu mengaku senang karena investasi dari hulu sampai hilir tersebut dilakukan secara tersebar di beberapa kawasan di Indonesia.
"Pertambangannya, peleburan smelternya untuk nikel berlokasi di Halmahera, di Maluku Utara. Kemudian untuk industri refinery pemurnian serta industri prekursor, industri katodanya ada di Jawa Tengah, di Kawasan Industri di Batang. Kemudian pabrik baterai yang sedang juga dibangun di Karawang, dan pabrik mobil listriknya ada di Cikarang, tersebar, ini sangat baik," ujar presiden.
Selain itu, sebagai negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia, presiden berharap Indonesia bisa menjadi produsen pertama dari produk-produk yang berbasis nikel.