Bersilaturahmi dengan Masyarakat di Rumah Hakka Kalbar, Mahfud dan OSO Menekankan Pesan Kebersatuan
"Kosmopolitanisme, yaitu bersatu dalam keberagaman tanpa boleh ada saling diskriminasi," kata Mahfud MD dalam sambutannya.
"Mungkin kita punya pengalaman pahit di dalam beberapa segmen sejarah perjalanan bangsa ini. Ke depannya, konflik antarkelompok, antarprimordial tidak boleh ada," tambahnya.
Mahfud pun menjelaskan bahwa ikatan primordial itu, yakni ikatan keagamaan yang mana semua pemeluk agama itu harus diberi perlindungan berdasar konstitusi, meski agamanya berbeda.
"Kemudian, ikatan ras, itu bersatu untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tidak boleh ada satu mendiskriminasikan yang lain dan menganggap satu kelompok sebagai musuhnya," ungkap dia.
Kemudian, lanjut Mahfud, ikatan kesukuan, yang mana semua suku untuk bersatu.
"Itu fakta kebersatuan kita. Lalu, kedaerahan kita jahit menjadi satu kesatuan, sehingga sehingga setiap ada rencana pembangunan itu harus memperhatikan keseimbangan antara pusat daerah, Jawa luar Jawa, terutama Indonesia barat dan kawasan timur. Maka dulu kita punya istilah "katimin" atau kawasan timur Indonesia dan harus mendapat perhatian," paparnya. "Pun demikian dengan perbedaan bahasa, kita bersatu," katanya.
Mahfud pun menekankan bahwa kebersatuan, kenyamanan hidup, kebebasan beragama, kerukunan antarsuku harus melandasi keseluruhan pembangunan.
"Tidak ada gunanya kita maju di bidang eknomi, infrastruktur, kalau kita tidak rukun. Kerukunan menjadi penting. Tiap orang menghargai manusia lain dalam kesetaraan," pungkas Mahfud MD.