Bertemu Presiden, KPU Sodorkan Cara agar Pilkada Murah
jpnn.com - JAKARTA - Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendapat laporan sekaligus tips dari jajaran Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam pertemuan di Istana Negara, Jakarta, Kamis malam (2/9) untuk membahas aturan pemilihan kepala daerah. Menurut Ketua KPU Husni Kamil Manik, dari laporan itu ada catatan-catatan penting dalam pelaksanaan pilkada yang memberikan solusi perbaikan ke depan. Salah satunya mengenai pemilu serentak.
"Dalam pemilukada perlu dilakukan pemilu serentak pada provinsi dan kabupaten/kota. Ini akan mengurangi biaya penyelenggaraan. Begitu juga dalam pengelolaan pemilu. Pemilu serentak lebih sederhana dan efektif," ujar Husni di kompleks Istana Negara, Jakarta, Kamis, (2/9).
Selain itu, Husni juga menyampaikan ke presiden bahwa KPU memiliki sistem informasi yang bisa digunakan di pemilukada. Misalnya, sistem informasi logistik dan sistem informasi daftar pemilih yang dapat mengefiesienkan penyelenggaraan pilkada.
"Kami juga sependapat dengan ide pemerintah agar dalam proses pencalonan perlu dilakukan publikasi terbuka, biodata, publik terbuka dan secara luas mengetahui prosesnya," sambung Husni.
Untuk itu, lanjutnya, KPU menyediakan fasilitas berupa laman di internet yang bisa memberikan informasi secara luas. Di situ masyarakat bisa melakukan semacam uji publik.
Selain itu KPU juga memberi masukan tentang pengaturan dalam penggunaan alat peraga kampanye. Dimulai dari pembatasan jenis, ukuran dan volume.
"Hal ini dapat mengurangi biaya kampanye. Kami juga sampaikan fasilitas kampanye di media perlu dianggarkan di anggaran penyelenggaraan dan setiap pasangan calon diberikan porsi sama agar tidak jor-joran pasangan calon yang memiliki media," tegasnya.
Soal Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Pilkada, Husni mengatakan bahwa KPU sebagai penyelenggara pemilu tidak menunjukkan sikap tertentu. Sebab, KPU hanya mengikuti peraturan yang ada saat ini.