Bertolak ke Irak, Paus Fransiskus Bakal Kunjungi Bekas Markas ISIS
jpnn.com, ROMA - Paus Fransiskus meninggalkan Roma, Italia, pada Jumat (5/3), untuk memulai kunjungan selama empat hari ke Irak. Ini adalah pertama kalinya seorang Paus berkunjung ke negara berpenduduk 99 persen muslim tersebut.
Ini juga perjalanan luar negeri paling berisiko bagi Paus Fransiskus sejak dia menduduki takhta suci pada 2012 lalu.
Irak mengerahkan ribuan personel keamanan tambahan untuk melindungi Paus Fransiskus selama kunjungan tersebut, yang berlangsung setelah serentetan serangan roket dan bom bunuh diri menimbulkan kekhawatiran akan keselamatannya.
Bendera Irak dan Vatican City berkibar di luar bandara Baghdad untuk menyambut kedatangannya.
Perjalanan Fransiskus akan mencakup empat kota di utara dan selatan negara Irak. Paus akan menggunakan pesawat, helikopter, dan kemungkinan mobil lapis baja untuk mencapai daerah-daerah yang tidak dapat dijangkau oleh sebagian besar pejabat asing, apalagi dalam waktu yang sesingkat itu.
Dia akan memimpin misa di sebuah gereja Baghdad, bertemu dengan ulama Muslim Syiah Irak di kota selatan Najaf, serta melakukan perjalanan ke utara ke Mosul, wilayah tempat tentara tahun lalu harus mengosongkan jalan-jalan atas alasan keamanan saat perdana menteri Irak berkunjung.
Mosul adalah bekas benteng pertahanan ISIS. Gereja-gereja gereja serta bangunan-bangunan lain di sana masih terdampak konflik.
Sejak kekalahan militan ISIS pada 2017, keamanan di Irak meningkat meskipun kekerasan terus berlanjut, sering kali dalam bentuk serangan roket oleh milisi yang bersekutu dengan Iran terhadap target Amerika Serikat (AS), dan tindakan militer AS sebagai pembalasan.