Biaya Hidup Selangit Susahkan Mahasiswa
Minggu, 06 Februari 2011 – 09:37 WIB
Hosni Mubarak tidak segera lengser dan skala demonstrasi juga membesar. Apalagi, partai oposisi utama Ikhwanul Muslimin memasang harga mati untuk tidak mau berdialog dengan pemerintah kecuali Mubarak lengser terlebih dahulu. Begitu sebaliknya, pemerintah baru mau berdialog jika demo dihentikan.
Dengan kondisi seperti itu, situasi semakin sulit diprediksi kapan berakhir. Dampaknya, para mahasiswa harus menerima getahnya dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Terutama, faktor keamanan dan seretnya aliran keuangan, serta mahalnya harga barang-barang. "Memang, sejumlah toko sudah mulai buka, tapi baru setengah-setengah," paparnya. Kebanyakan buka hanya untuk menghabiskan barang habis pakai agar tidak kedaluwarsa. Jumlahnya pun terbatas dan tidak komplet.
Karena berebut, harganya melambung gila-gilaan hingga 4"5 kali lipat. Mulai harga beras, telur, daging ayam, mi, minyak, dan berbagai kebutuhan pokok lainnya. Bahkan, kartu pulsa telepon pun ikut naik. Mereka berharap, ada bantuan logistik dari pihak KBRI sebagaimana dijanjikan, tetapi hingg kini belum ada.