Bicara Janji, Kira-Kira Pak SBY Menyindir Siapa ya?
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY menceritakan pengalamannya selama mengemban amanah sebagai Presiden keenam RI, dalam pidato politik yang dibacakan tepat pada peringatan 17 tahun keberadaan partai berlambang mercy tersebut, yang dilaksanakan di Djakarta Theater, Jakarta, Senin (17/9) malam.
SBY menyatakan, kondisi negara ketika itu tidak mudah. Negara belum stabil dan belum pulih dari krisis moneter 1998.
"Indonesia ketika itu masih menjalani masa transisi politik, ekonomi, hukum maupun keamanan. Bahkan, sebelumnya sejumlah pihak meramalkan Indonesia akan tercerai berai dan menjadi negara gagal," ujar SBY.
Meski tidak mudah, SBY mengakui peran beberapa presiden sebelumya cukup besar. Paling tidak, meletakkan landasan membangun Indonesia kembali. Dengan demikian, SBY dapat menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya.
"Itulah sebabnya, sebagai presiden saya dan juga Partai Demokrat memilih tidak terlalu banyak berjanji, daripada gagal untuk menepatinya. Tekad kami dulu adalah bekerja sekuat tenaga, untuk memulihkan keadaan dan membuat Indonesia lebih baik lagi," ucapnya.
Lebih lanjut SBY mengatakan, visi dan misi Partai Demokrat dulu adalah Indonesia yang lebih aman dan damai, Indonesia yang lebih adil, Indonesia yang lebih sejahtera dan Indonesia yang lebih demokratis.
Visi itu lahir untuk benar-benar membawa Indonesia lepas dari krisis yang mengancam. (gir/jpnn)