SBY Singgung Buruknya Pemilu 2019 dalam Pidato Refleksi Akhir Tahun
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membacakan pidato refleksi refleksi tahun di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (11/12) malam.
Dalam kesempatannya, Presiden ke-6 RI ini menyinggung soal pelaksanaan Pemilu 2019. Menurut dia, pemilu tahun ini bermuatan politik identitas yang begitu banyak.
“Pertama kali dalam sejarah, pemilu diwarnai politik identitas yang melebihi takarannya. Juga pertama kali terjadi banyak korban jiwa, baik karena kekerasan maupun bukan,” kata SBY.
Mantan Pangdam Sriwijaya ini menambahkan, dampak buruk dari politik identitas itu bisa disadari oleh masyarakat. Sehingga tak berujungpada perpecahan.
“Bangsa kita berada di ambang perpecahan dan bahkan benturan fisik pascapemungutan suara, tetapi semua sadar dan terpanggil. Terpanggil untuk menahan diri dan tetap menjaga keutuhan,” sambung SBY.
SBY pun bersyukur, kekhawatirannya terkait politik identitas ini tak terjadi. “Kita memilih persatuan, bukan perpecahan,” ujar SBY.
Berkaca dari kejadian pemilu tahun ini, SBY meminta agar ada evaluasi menyeluruh terhadap penyelenggaraan pemilu, mulai dari sistem hingga undang-undang. Terutama bagi pihak pemerintah, parlemen dan penyelenggara pemilu.
“Harapannya, pemilu pada masa mendatang bisa berlangsung lebih baik. Yang sudah baik, dipertahankan, yang belum baik diperbaiki. Itulah harapan Partai Demokrat,” sebut SBY. (cuy/jpnn)