Bikin Geger Beijing, Isu Pencabutan Nol Covid-19 Ternyata Hoaks
Ada tiga hal yang dipetakan Dewan Pemerintahan terkait gejolak sosial yang meletus di berbagai kota di China.
Pertama, kurangnya ketelitian dalam menerapkan upaya pencegahan pandemi sehingga sangat mempengaruhi mata pencaharian dan produktivitas masyarakat.
Kedua, penanganan yang tidak fleksibel dan kakunya sikap petugas di lapangan yang mengakibatkan buruknya komunikasi dengan masyarakat. Dan ketiga, penyampaian informasi anti-pandemi kepada masyarakat yang tidak tepat waktu dan tidak memadai.
Atas arahan dari pusat kepada beberapa daerah tersebut, Kota Beijing tidak lagi mempersyaratkan hasil tes negatif COVID-19 yang berlaku 48 jam kepada penumpang kendaraan umum.
Mal dan pusat-pusat perbelanjaan dibuka namun dengan tetap menunjukkan hasil negatif 48 jam bagi pengunjung dan aturan pembelian obat-obatan di apotek dan toko obat juga mulai dilonggarkan.
Warga Beijing tidak harus mendaftar dengan melampirkan informasi diri saat membeli obat flu, demam, dan anti-infeksi lainnya di apotek atau toko obat.
Di Beijing masih ditemukan 1.392 kasus positif baru COVID-19 pada Sabtu (3/12). (ant/dil/jpnn)