Bikin Iklan Kecap Perlu Riset Daging Sapi
”Piringnya juga kami bikin sendiri. Sengaja putih dan sesimpel mungkin agar bisa menonjolkan tekstur masakan dengan maksimal,” terang putri tunggal pasangan Irianto Tjipto dan Rusmiati itu.
Bukan hal yang mudah melakukan sesi tersebut. Sebab, Anne dan timnya harus sangat menghargai tiap detail bagian masakan. Misalnya, kuku kaki sapi memakai kulit jeruk nipis, sedangkan buntutnya dari daun seledri.
Sedangkan yang dipilih sebagai mata ayam adalah kuning telur, sementara kakinya dari ceker ayam. Perbandingannya juga harus nyambung dengan tema makanannya. ”Yang paling sulit memotret otak. Sebab, bagaimana caranya otak yang bentuknya begitu jadi terlihat menarik,” ungkap food stylist itu lantas tertawa.
Seusai proses tersebut, masuklah ke tahap rangkaian digital imaging. Dalam tahap itu keseimbangan warna dalam gambar akan diolah. Bagian-bagian khusus harus dipertajam agar menampilkan kesan mantap pada makanannya.
Setelah tahap yang menyita waktu 2–3 bulan tersebut selesai, hasil karya Anne dan tim sempat dikritik sang CCO Roy Wisnu. Beberapa bagiannya harus dipotret ulang. Misalnya warna meja yang kurang gelap atau beberapa warna yang perlu dipoles lagi.
Namun, kritik terhadap hasil kerja selama berbulan-bulan itu ditanggapi positif oleh Anne. Menurut dia, fase tersebut membuat dirinya belajar bahwa pembuatan iklan juga memerlukan sudut pandang berbeda.
”Karena itu, banyak agensi yang mendatangkan ekspatriat sebagai CEO hanya untuk mendapat sudut pandang yang berbeda. Kami sendiri beruntung punya Pak Roy Wisnu,” ujarnya lantas tersenyum.
Saat iklan beef, mutton, dan chicken dirilis, hasil karya Anne dan tim sempat menjadi viral di social media. Bahkan menyebar melalui broadcast di BlackBerry Messenger. Anne lega mengetahui hal itu.