Bikin Terharu, Pak Ganjar Buat Sekolah Virtual untuk Anak-anak yang Putus Sekolah
Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Padmaningrum mengatakan, setidaknya ada 45.000 anak di Jawa Tengah yang tidak sekolah atau putus sekolah karena permasalahan biaya.
Untuk itu, sekolah virtual ini diharapkan bisa menjadi solusi atas persoalan itu. Ke depan, pihaknya akan terus membuka sekolah virtual ini di daerah-daerah pelosok dan tergolong miskin.
“Ini solusi agar anak-anak miskin yang tidak sekolah bisa tetap melanjutkan belajarnya dengan baik. Mereka yang ikut semuanya gratis, kami berikan fasilitas berupa handphone dan juga beasiswa," jelasnya.
Padma menjelaskan, sistem sekolah virtual sama dengan sekolah reguler. Mereka yang menjadi siswa sekolah virtual, juga akan tercatat dalam data Dapodik siswa. Mereka akan mendapatkan kurikulum yang sama, serta saat lulus juga mendapatkan ijazah yang diakui.
"Semuanya sama, dia masuk Dapodik siswa di sekolah yang mengampu itu. Prosesnya sama, lilusan juga berhak mendapat ijazah. Hanya saja metodenya sedikit berbeda, mereka banyak sekolah di dunia maya, dan sesekali dilakukan tatap muka," pungkasnya.
Kepada Ganjar, para siswa yang notabene adalah siswa kurang mampu sangat bersyukur dengan dibukanya sekolah virtual itu. Mereka yang mengatakan tidak bisa melanjutkan sekolah karena alasan ekonomi, akhirnya bisa melanjutkan cita-citanya.
"Bersyukur sekali dengan adanya sekolah virtual ini, saya jadi bisa kembali sekolah dan melanjutkan cita-cita. Kemarin tidak mendaftar SMA/SMK karena tidak punya biaya, bapak hanya petani yang penghasilannya tidak bisa diharapkan," kata Aprilia Lestari (15) salah satu siswa kelas virtual di SMAN 1 Kemusu Boyolali.
Hal senada disampaikan Yevi Nurfahmi (16) siswa sekolah virtual lain asal Brebes. Orang tua yang hanya bekerja sebagai asisten rumah tangga, membuat harapannya memperoleh pendidikan lebih tinggi pupus.