Bisa Jadi Ini Alasan Jokowi Belum Umumkan Nama Cawapresnya
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Ari Junaedi memprediksi Joko Widodo akan mengumumkan nama calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampinginya di Pemilu 2019 pada saat-saat akhir masa pendaftaran calon presiden(capres) di Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 10 Agustus mendatang.
Dalam pengamatan Ari, presiden yang beken disapa dengan panggilan Jokowi itu akan mengulur waktu sebagai cara meredam partai-partai pendukungnya yang menyodorkan nama cawapres masing-masing, sekaligus sebagai strategi menghadapi kubu pesaing.
"Bisa jadi, Jokowi melambatkan pengumuman siapa cawapresnya karena dua aspek tersebut. Selain ingin membingungkan bangun koalisi parpol-parpol oposisi, Jokowi juga ingin meredam gejolak di tubuh koalisi parpol-parpol pendukungnya," ujar Ari kepada JPNN, Minggu (22/7).
Ari lantas mencontohkan jika Jokowi memilih Moh Mahfud MD sebagai cawapres. Menurutnya, keputusan itu bisa membuat Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Golkar yang sama-sama menyodorkan ketua umumnya sebagai bakal cawapres pendamping Jokowi akan marah.
Hal serupa juga akan terjadi jika Jokowi ternyata memilih M Zainul Majdi alias Tuan Guru Bajang yang notabene kader Partai Demokrat (PD) sebagai cawapres. "Seandainya nama TGB Zainul Majdi yang dipilih, Jokowi harus siap menghadapi resistensi PPP atau Golkar," ulas Ari.
Karena itu Ari meyakini partai-partai pengusung Jokowi pun akan mendaftarkan mantan gubernur DKI itu sebagai capres jelang batas akhir yang ditetapkan KPU. Selain itu, pengumuman nama cawapres Jokowi jelang akhir masa pendaftaran capres di KPU juga untuk mengantisipasi strategi kubu lawannya.
"Bisa juga karena strategi untuk memorakporandakan poros-poros kekuatan yang akan berlaga di pilpres," ujarnya.(gir/jpnn)