Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Bisa Jadi Pilot AirAsia QZ8501 Sudah Memberikan Peringatan ke Penumpang

Analisis Dugaan Penyebab Kecelakaan AirAsia

Rabu, 31 Desember 2014 – 08:12 WIB
Bisa Jadi Pilot AirAsia QZ8501 Sudah Memberikan Peringatan ke Penumpang - JPNN.COM
FOTO: HENDRA EKA/JAWA POS

jpnn.com - PENYEBAB hilang dan jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 memang bisa diketahui setelah data blackbox dibuka. Namun beberapa pengamat penerbangan memberikan analisa penyebab musibah di penghujung tahun 2014 itu. Pengamat penerbangan Alvin Lie mengatakan, berdasar kondisi serpihan badan pesawat yang berada dalam lokasi yang tidak terlalu jauh, sangat mungkin pesawat baru pecah setelah berbenturan dengan air. 

''Jadi, kecil kemungkinan pesawat meledak di udara,'' ujarnya.

Apalagi, lanjut dia, jika benar beberapa jenazah penumpang yang ditemukan sudah menggunakan pelampung atau life vest, itu berarti ada jeda waktu antara kondisi pesawat saat terjadi turbulensi hingga akhirnya tercebur ke laut. ''Bisa jadi pilot atau kru pesawat sudah memberikan peringatan kepada penumpang,'' katanya.

Analisis terkait jatuhnya AirAsia QZ 8501 juga disampaikan pengamat penerbangan terkemuka di dunia Geoffrey Thomas. Dalam rekaman di YouTube, pengamat yang menganalisis berbagai kasus kecelakaan pesawat di dunia tersebut menjawab pertanyaan krusial terkait dengan dugaan penyebab kecelakaan pesawat serta mengapa pilot tidak sempat mengirimkan sinyal darurat (distress call).

Menurut dia, kasus kecelakaan AirAsia diduga mirip dengan kasus kecelakaan pesawat Air France AF447 yang jatuh di Samudra Atlantik pada 2009 saat dalam perjalanan dari Rio de Janeiro (Brasil) ke Paris (Perancis). Ketika itu, pesawat juga menghadapi cuaca buruk. Pilot berusaha menaikkan ketinggian pesawat, namun kecepatannya kurang sehingga terjadi stall atau macet pada sistem aerodinamika. Akibatnya, pesawat tidak terkendali dan jatuh ke laut.

Lalu, mengapa sampai tidak ada distress call? Geoffrey menganalisis, dalam kondisi kehilangan kontrol pesawat, yang biasa dilakukan pilot kali pertama ialah berupaya keras mengendalikan laju pesawat, lalu membawa keluar dari cuaca buruk, barulah berkomunikasi dengan ATC.

''Kondisinya persis dengan Air France AF447. Pilot tidak sempat mengirimkan distress call karena berusaha sekuat tenaga mengendalikan pesawat hingga akhirnya terjadi benturan di laut. Ini juga yang saya kira terjadi pada AirAsia,'' katanya. (dyn/owi/end/mas)

PENYEBAB hilang dan jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 memang bisa diketahui setelah data blackbox dibuka. Namun beberapa pengamat penerbangan memberikan

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News