Bisnis Besar Dibalik Perang Anti Rokok
Minggu, 27 Juni 2010 – 17:00 WIB
![Bisnis Besar Dibalik Perang Anti Rokok Bisnis Besar Dibalik Perang Anti Rokok - JPNN.COM](https://image.jpnn.com/resize/570x380-80/picture/watermark/20100625_121428/121428_47451_NIKOTIN.jpg)
Aktivitas merokok menjadi komoditi bisnis industri farmasi, yang kini sedang gencar membunuh industri tembakau. Fenomena ini terungkap dalam Buku Nicotine War: Perang Nikotin dan Pedagang Obat. Sebuah buku terjemahan dari hasil riset dan kajian Wanda Hamilton, aktivis Fight Ordinances and Restrictions to Control and Eliminate Smoking (FORCES) International. Berbagai agenda pakar medis mengenai dampak merokok bagi kesehatan pun dipertanyakan kebenarannya, Merokok selalu dikritik merusak kesehatan. Namun, melalui bukunya Nicotine War: Perang Nikotin dan Pedagang Obat- Wanda Hamilton membantah soal itu. Dalam risetnya, Wanda menyebut perdebatan soal rokok maupun produk tembakau bukan sekadar argumentasi teknis medis yang bebas nilai, tentang sehat dan tidak sehat. Tetapi, sudah memasuki ranah persaingan bisnis korporasi yang dilakukan oleh para pemain industri farmasi. Terutama, para produsen obat penghenti
rokok, seperti permen karet Nicorette, Koyok Nicoderm dan Nicotrol, obat hisap dan semprot Nicotrol maupun Zyban
Menurut Wanda, produsen farmasi ini berada di belakang penggiat antitembakau yang belakangan ini sibuk mengkampanyekan bahaya-bahaya tembakau. Mereka ngotot menekan pemerintah, dan bahkan merasuk melalui organisasi masa (Ormas) untuk membuat regulasi pengetatan atas tembakau. Tidak cukup dengan regulasi, penggiat antitembakau juga masuk ke wilayah ormas untuk mengeluarkan fatwa, bahwa merokok itu dosa (haram red). Ketika penggiat anti tembakau sibuk berkampanye, korporasi -korporasi internasional yang diuntungan dari kegiatan ini sibuk menghitung peluang, meraup keuntungan dari bisnis nikotin.
Gencarnya perang global melawan tembakau diawali dengan lahirnya Prakarsa Bebas Tembakau (Free Tobacco Inisiative). Gerakan ini merupakan salah satu program WHO Cabinet Project. Dimana program ini merupakan implementasi dari Kebijakan WHO "Health for All in the 21ist Century" atau Kesehatan untuk Semua di Abad ke 21, dibawah kepemimpinan Direktur Jenderal WHO Dr. Gro Harlem Brundtland. Harlem adalah mantan Perdana Menteri Norwegia. Dokter dan politisi gaek yang terpilih menjadi pimpinan WHO pada Mei 1998.
Aktivitas merokok menjadi komoditi bisnis industri farmasi, yang kini sedang gencar membunuh industri tembakau. Fenomena ini terungkap dalam
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News
JPNN VIDEO
-
4 Menteri Ini Layak Kena Reshuffle, Oknum TNI Tembak Korban dari Jarak Dekat | Reaction JPNN
-
Jumbo jadi Film Animasi Indonesia Pertama yang Bakal Dirilis di 17 Negara
-
Buka IIMS 2025, Begini Harapan Menteri Agus Gumiwang
-
Begini Tampilan Seres E1 Setelah Dimodifikasi Gofar Hilman
-
Dampak Efisiensi Anggaran Prabowo
BERITA LAINNYA
- Kesehatan
Perluas Jangkauan, Pemerintah Diminta Gencarkan Sosialisasi Cek Kesehatan Gratis
Minggu, 16 Februari 2025 – 16:11 WIB - Kesehatan
3 Khasiat Daun Salam untuk Penderita Diabetes
Minggu, 16 Februari 2025 – 09:30 WIB - Kesehatan
3 Manfaat Biji Pepaya yang Tidak Terduga, Ampuh Jaga Kesehatan Ginjal
Minggu, 16 Februari 2025 – 08:03 WIB - Kesehatan
Redakan Perut Kembung dengan Mengonsumsi 3 Obat Ini
Minggu, 16 Februari 2025 – 07:48 WIB
BERITA TERPOPULER
- Gosip
Fakta Soal Hubungan Vadel Badjideh dengan Lolly Akhirnya Terungkap
Minggu, 16 Februari 2025 – 13:13 WIB - Humaniora
Instruksi KemenPAN-RB Diabaikan Panselda, Honorer TMS PPPK Tahap 2 Minta Solusi
Minggu, 16 Februari 2025 – 17:20 WIB - Liga Indonesia
Live Streaming Persija Vs Persib: Peringatan dari Andritany
Minggu, 16 Februari 2025 – 14:02 WIB - Jabar Terkini
Disentil Dedi Mulyadi Gegara Study Tour, SMAN 6 Depok Buka Suara
Minggu, 16 Februari 2025 – 16:30 WIB - Liga Indonesia
Skor Akhir Persija vs Persib Imbang 2-2, David da Silva Jadi Pembeda
Minggu, 16 Februari 2025 – 17:59 WIB