Bisnis Boleh Kecil, tapi Fondasi ala Perusahaan Raksasa
jpnn.com - USAHA kecil menengah (UKM) akan dihadapkan pada kondisi yang lebih keras pada era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akhir tahun mendatang. Komunitas Memberi berusaha membantu mereka untuk menghadapi era pasar bebas negara-negara Asia Tenggara tersebut.
--------------
Laporan Gunawan Sutanto, Jakarta
-------------
Ruang kelas sekolah manajemen di kawasan Menteng Raya Sabtu lalu (8/11) dipenuhi puluhan orang. Usia mereka bervariasi, mulai 20-an tahun sampai di atas 50 tahun. Mereka bukan mahasiswa sekolah tersebut, melainkan para pengusaha yang tengah mengikuti ”pesantren” usaha kecil menengah (UKM).
Pagi itu para pengusaha UKM mengikuti kelas how to franchise your business. Materinya disampaikan Evi Diah Puspita, associate consultant di International Franchise Business Management (IFBM). Evi juga kepala Departemen Keanggotaan Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (Wali).
Kelas itu merupakan rangkaian dari 24 sesi pembelajaran yang diselenggarakan secara gratis oleh Komunitas Memberi. Itu adalah komunitas yang berdiri atas inisiatif sejumlah kalangan profesional untuk mengembangkan brand UKM di Indonesia. ”Semangat kami memberi dan berbagi untuk negeri,” ujar pendiri Komunitas Memberi Yuswohady.
Komunitas Memberi berangkat dari kerisauan Yuswohady sebagai praktisi branding. Selama ini, dia melihat awareness masyarakat terhadap merek global sudah seperti kanker stadium empat.
”Coba lihat merek barang di rumah kita. Mulai di kamar mandi, dapur, sampai air minum yang kita gunakan, mayoritas brand perusahaan global. Artinya, selama ini kita mengalami penjajahan bentuk baru,” jelasnya.
Menyikapi kerisauan itu, pria yang akrab disapa Siwo tersebut sempat membuat acara bertajuk Indonesia Brand Forum. Targetnya membangkitkan gairah brand lokal. ”Waktu itu konteksnya perusahaan besar. Namun, saya kemudian mikir, kalau perusahaan besar, pasti sudah berdaya, bagaimana dengan yang kecil dan menengah?” ujarnya.