Bitcoin Tembus Rp800 Juta, Begini Respons CEO Indodax
“Dukungan terhadap Bitcoin dan kripto juga datang dari regulator keuangan negara Swiss yang menyetujui investasi kripto karena dinilai akan memicu inovasi teknologi, serta berita perusahaan manajemen aset besutan George Soros, yakni Soros Fund Management yang mengkonfirmasi bahwa perusahaan sudah memiliki bitcoin," tambah Oscar.
Bukan tidak mungkin, salah satu penyebab utama harga Bitcoin yang naik pada Oktober lainnya juga disebabkan oleh update blockchain Bitcoin bernama Taproot, untuk menambah fungsi smart contract pada bitcoin.
Sampai sekarang, smart contract hanya bisa dijalankan di jaringan Ethereum.
Maka dari itu dengan adanya upgrade Taproot yang diperkirakan akan ada pada Oktober atau November ini, akan menambah efisiensi Bitcoin.
“Dengan adanya upgrade Taproot ini, privasi dan efisiensi transaksi akan lebih baik lagi. Peningkatan efisiensi ini tentu menjadi salah satu faktor kuat pendorong 'investor besar' untuk berinvestasi di Bitcoin, sehingga Bitcoin mengalami kenaikan. Bitcoin adalah blockchain publik, dan siapa pun dapat memantau transaksi yang terjadi di jaringan," kata Oscar.
Oscar menambahkan penurunan harga Bitcoin yang sempat terjadi beberapa waktu lalu akibat kasus Evergrande dan pelarangan negara Tiongkok, tidak berdampak serius terhadap Bitcoin.
Melihat animo orang orang yang sudah mulai berinvestasi di Bitcoin dan aset kripto lainnya, rasanya susah untuk mematikan tren ini.
“Hanya butuh waktu satu pekan bagi Bitcoin untuk menunjukkan tajinya dari harga Rp690 juta ke Rp824 juta. Kenaikan harga Bitcoin terjadi tentu karena tingginya permintaan. Tingginya permintaan terjadi karena adanya trust atau kepercayaan serta orang orang yang sudah memahami fundamental Bitcoin. Kini, sudah banyak masyarakat yang melek berinvestasi di aset kripto,” kata Oscar Darmawan.(chi/jpnn)