BNI Kembangkan Branchless Banking di Kawasan Borobudur
jpnn.com, JAKARTA - Konsep "Indonesia Incorporated" yang dicanangkan Menteri Pariwisata Arief Yahya makin menggurita. Kali ini PT Bank Negara Indonesia (BNI) yang siap mengembangkan branchless banking atau agen 46 di kawasan wisata Borobudur.
Perusahaan plat merah itu berencana menggandeng BUMDes setempat untuk menambah layanan dalam menyalurkan kredit di kuartal dua tahun ini.
Fokus ke Borobudur itu bukan tanpa sebab. Yang pertama, kawasan ini sudah ditetapkan ke dalam 10 destinasi prioritas. Kawasannya sedang dipersiapkan menjadi ’10 Bali Baru’. Alasan berikutnya, Borobudur adalah “Mahakarya Budaya Dunia” atau World Cultural Masterpiece.
Inilah ikon destinasi prioritas di Jawa Tengah dan DIY, kompleks candi terbesar di dunia dan sudah menjadi bangunan warisan budaya yang
tercatat UNESCO. Ke depannya, Borobudur bahkan diproyeksikan bakal sanggup mendatangkan 2 juta wisman.
BNI akhirnya ikut tergoda untuk mengembangkan Borobudur. Cara yang dipilih, pengembangan branchless banking. Direktur Utama BNI Achmad Baiquni mengatakan, kinerja BNI di Yogyakarta akan semakin mantap apabila perekonomian masyarakat desa dapat diberdayakan. Karena itu BNI mendukung program Kementerian BUMN untuk mendirikan Balai Ekonomi Desa (Balkondes).
“Infrastruktur yang kami bangun ini nantinya akan berdampak pada sektor pariwisata di pedesaan. Ke depannya fokus kami ialah memelihara dan mengisi Balkondes ini dengan beragam kegiatan sehingga menggerakkan kegiatan produktif masyarakat,” ujar Baiquni, Selasa (25/4).
Balkondes itu nantinya akan dibangun di Wanurejo. Tema yang diusung, desa kriya dan budaya. Karenanya BNI akan memfasilitasi para pengrajin seni. Di antaranya seni kriya daur ulang sampah dan abu vulkanik.
"Hasil karya dari daur ulang ini dapat berbentuk souvenir gantungan kunci, hiasan pajangan, topeng, bros dan motif-motif berdasarkan kisah Candi Borobudur," jelas Baiquni.