BNPB Sebut 53 Orang Meninggal Akibat Banjir Jabodetabek
jpnn.com, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat hingga Sabtu (4/1) pukul 06.00 WIB, sebanyak 53 jiwa meninggal dunia akibat banjir di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek).
Satu orang lainnya dinyatakan hilang. “Hingga saat ini tercatat ada 173.064 pengungsi dan itu tersebar di 277 titik pengungsian di Jabodetabek. Jumlah korban meninggal akibat banjir hingga pagi ini ada 53 orang. Yang hilang satu,” kata Kepala Pusat Pengendalian Operasi BNPB Bambang Surya Putra, di Jakarta, Sabtu (4/1).
Bambang juga menambahkan ketinggian air masih bervariasi. Menurut dia, rata-rata air sudah surut, meskipun ada daerah yang drainasenya tertutup lumpur sehingga perlu dipompa. “Ini tidak banyak, ada di beberapa daerah. Memang secara umum di sungai sudah turun,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi II DPR Arwani Thomafi mengatakan bahwa banjir merupakan musibah yang harus dipahami bersama. Menurut dia, dalam musibah tentu selalu ada hikmahnya. “Dari sisi pemerintah, DPR, BNPB, pemerintah pusat maupun pemerintah daerah harus diambil hikmahnya,” kata Arwani.
Wakil ketua umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tersebut mengaku telah melihat secara langsung wilayah yang terkena banjir di Kampung Makasar, Jakarta Timur. Dia melihat masyarakat bersama-sama, ikhlas, gotong royong, guyub, saling bantu membantu dan memberikan pertolongan ke sesama.
Dia menegaskan hampir semua komponen masyarakat sipil, termasuk partai politik, turun di sana. “Saya lihat pemandangan ini berbeda sekali (dengan di medsos). Kalau kami lihat di medsos, ada hastag saling menyalahkan, saling caci maki, bertengkar, mencari kambing hitam, tetapi di dunia nyata malah sebaliknya tidak ada itu. Masyarakat saling bahu membahu,” papar Arwani. (boy/jpnn)