Bom di Mapolresta Surakarta Masih Terkait Kelompok KN
jpnn.com - JAKARTA - Aksi bom bunuh diri di Mapolresta Surakarta, Jawa Tengah, Selasa (5/6) pagi adalah rangkaian kedua setelah Bom Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat, Januari 2016 lalu.
Hal ini mengindikasikan adanya jejaring dan sel yang terkait dengan aksi teror di sejumlah negara tersebut dalam kurun waktu satu minggu terakhir.
Hal ini juga harus dianggap sebagai pesan bahwa sel dan jejaring teror di Indonesia memiliki lingkup yang terkait dengan jejaring teror yang melakukan aksi serupa di sejumlah kota di dunia tersebut.
"Dalam pengertian bahwa akses dan komunikasi antara sel teror di Indonesia masih terhubung baik dengan jejaring teror di luar negeri, dalam hal ini ISIS," kata Ketua Pusat Studi Politik dan Keamanan Universitas Padjadjaran Bandung, Muradi, Selasa (5/6).
Dalam konteks tersebut, perlu kiranya pihak keamanan untuk segera membatasi ruang gerak sel dan jaringan teror yang ada di Indonesia.
Sebab dengan aksi bunuh diri tersebut mengindikasikan bahwa jejaring antarorganisasi teror di Indonesia dengan di luar terjaga dengan baik.
"Hal tersebut adalah tantangan yang serius bagi aparat keamanan, khususnya pihak Kepolisian dengan Densus 88 Anti Teror dan BNPT," ujarnya.
Sehingga perlu kiranya untuk secara terintegrasi langkah-langkah efektif dan pengejaran untuk menutup ruang gerak organisasi teror tersebut di Indonesia.