Bom Volgograd, Hadiah Akhir Tahun yang Mengerikan untuk Vladimir Putin
Sejak saat itu sampai sekarang, Putin pun sukses membentuk opini publik bahwa dialah pahlawan Rusia. Berkat dia, Rusia menjadi lebih aman dan stabil. Setidaknya, reputasi buruk Rusia di Chechnya sepanjang 1990-an terbayarkan. Di bawah komando pria penggemar judo tersebut, Rusia menjelma menjadi negara kuat.
"Tapi, serangkaian insiden teror lantas terjadi beruntun," tulis Ragozin. Di antaranya, serangan di Dubrovka Theatre dan drama penyanderaan di salah satu sekolah di Kota Beslan, Distrik Pravoberezhny. Namun, dengan bersenjata media, Putin sukses menyelamatkan reputasi sebagai pemimpin tangguh yang sukses melibas teroris.
Kini keamanan kembali menjadi sorotan di Rusia. Terutama karena dalam waktu sekitar enam pekan mendatang, pemerintahan Putin menghelat Olimpiade Musim Dingin di Kota Sochi. Sejak akhir tahun lalu, dunia menyorot persiapan Rusia sebagai tuan rumah pesta olahraga yang dibuka pada 7 Februari mendatang tersebut.
Terpilihnya Sochi sebagai tuan rumah membuat Rusia mempertaruhkan reputasinya sebagai negara aman dengan tentara yang solid. Sebab, Sochi merupakan salah satu kota yang digadang-gadang separatis Kaukasus Utara sebagai bagian penting dari wilayahnya. Yakni, wilayah negara Islam yang mereka upayakan lahir di Rusia.
Sejak menetapkan Sochi sebagai titik fokus utama olimpiade, Rusia memperketat penjagaan keamanan di kota tersebut. Konon, itulah salah satu faktor penting yang menjadi pertimbangan pelaku dua serangan bom bunuh diri akhir tahun lalu. Lantaran mustahil melancarkan serangan maut di Sochi, mereka lantas mengalihkan sasaran ke Volgograd.
Dua serangan mematikan di Volgograd yang berjarak sekitar 690 kilometer dari Sochi tersebut membuat pemerintahan Putin mempertimbangkan kembali keamanan olimpiade. Sebab, reputasi baik pemimpin 61 tahun itu dipertaruhkan. Sebelumnya, dia menggembar-gemborkan bakal menjadikan Olimpiade Sochi sebagai perhelatan olahraga paling aman.
"Ini akan menjadi olimpiade paling aman sepanjang sejarah," jelas Dmitry Chernyshenko, ketua komite Olimpiade Sochi, beberapa waktu lalu. Janji tersebut, tampaknya, akan membutuhkan kerja lebih keras agar terwujud. Terutama pascadua serangan teror yang diyakini sebagai hasil perbuatan kelompok yang sama pada akhir 2013.
Di mata para pengamat keamanan, serangan sukses di Volgograd itu merupakan prestasi bagi kelompok separatis Kaukasus Utara. Sebab, selama ini kota yang dulunya dikenal dengan nama Stalingrad tersebut menjadi simbol kegigihan Rusia (dulu Uni Soviet) selama Perang Dunia II. Artinya, pada akhir 2013 teroris telah sukses meruntuhkan simbol kebanggaan Rusia.