Boni Hargens Soroti Konsep Vaksinasi Ideologi yang Dikemukakan Bamsoet
"Inilah yang memungkinkan, misalnya, remaja wanita di Inggris atau Australia, dapat dengan mudahnya bergabung dengan ISIS di Irak. Era disrupsi yang menghantarkan fenomena 'the internet of things' menjadikan ancaman paparan radikalisme terasa begitu dekat, di mana jarak dan waktu tidak lagi menjadi hambatan dan kendala," kata Bamsoet.
Lebih lanjut politikus Partai Golkar ini menyebut hasil penelitian serta survei sejumlah lembaga, menunjukkan radikalisme di Indonesia masih mengkhawatirkan.
Berdasarkan Survei Nasional Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), tercatat sepanjang 2020 terjadi penurunan angka penyebaran paham radikalisme secara signifikan.
Di mana pada 2017 berada di kisaran 50 persen, turun menjadi 14 persen lebih pada 2020.
Namun, dari aspek kualitas atau tingkat kenekatan, manifestasi dari paham radikalisme justru lebih mengkhawatirkan.
Misalnya, ditandai dengan adanya aksi bom bunuh diri yang melibatkan atau mengorbankan wanita dan anak-anak.
"Survei nasional Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah 2018 mengindikasikan 63,07 persen guru memiliki opini intoleran pada pemeluk agama lain."
"Selanjutnya, pada 2019 penelitian kualitatif SETARA Institute di 10 kampus perguruan tinggi negeri menemukan terdapat wacana dan gerakan keagamaan di perguruan tinggi negeri yang berpotensi mengancam Pancasila," katanya.