Bonus Pelatih Disebut Rp 675 Juta, Faktanya? Parah
jpnn.com, JAKARTA - Bonus yang diterima Puspita Mustika Adya, pelatih para-cycling di Asian Para Games (APG) 2018, tidak sesuai dengan nominal yang disebutkan sebelumnya.
Dalam pembagian bonus Kamis lalu (20/12), Puspita menerima Rp 137,5 juta. Sesuai kententuan, uang tunai senilai itu diserahkan dalam bentuk tabungan di Bank BRI.
Jumlah itu sangat jauh berbeda dengan pernyataan Kemenpora. Dalam website resmi mereka, www.Kemenpora.go.id, Puspita merupakan satu di antara 12 pelatih dan asisten pelatih yang menerima bonus secara simbolis di Solo pekan lalu. Di situ, jumlah yang diterima Puspita tertulis Rp 675 juta. Lalu, ke mana larinya yang Rp 537,5 juta?
Jika ditelusuri lebih dalam, Puspita bahkan seharusnya menerima lebih banyak dari itu. Sebab, dia menangani atlet yang mendulang 1 emas, 8 perak dan 8 perunggu. Termasuk M. Fadli Immamuddin, peraih satu-satunya emas tim para-cycling. Bila diakumulasikan, pelatih setidaknya mengantongi Rp 1,4 miliar.
Puspita mengaku belum mendapatkan penjelasan mengapa dia hanya mendapatkan bonus sebesar Rp 137,5 juta. ''Saya gak tahu kenapa cuma dapat segitu. Sejak awal saya merasa ada ganjalan, saat penyerahan secara simbolis itu,'' tutur Puspita kemarin.
Dia menyatakan sudah meminta penjelasan dari National Paralympic Committee (NPC) sebagai pemangku kebijakan kontingen para games Indonesia. ''Nyatanya, sampai sekarang saya belum dihubungi orang NPC lagi. Saya siap untuk dikonfrontasi,'' tegas dia.
Persoalan bonus pelatih APG mendapatkan pantauan dari pihak Kepolisian. Terlebih, manajer para-cycling Indonesia di APG, Adhi Purnomo, ditangkap KPK karena kasus dugaan suap dana hibah KONI pusat.
Direktur Direktorat Tindak Pidana Korupsi (Dittipikor) Brigjen Erwanto Kurniadi menuturkan bahwa pihaknya telah menerima informasi adanya dugaan kasus pemotongan bonus tersebut.