Bos BRI Bocorkan Strategi Mitigasi Risiko Perekonomian
“Dengan melakukan hedging, pelaku pasar telah memitigasi potensi risiko penguatan maupun pelemahan mata uang,” ujarnya.
Rahmatullah menambahkan saat ini transaksi hedging masih memiliki porsi yang minim terhadap total transaksi valas di Indonesia.
Tercatat transaksi hedging hanya 39 persen dari total transaksi di pasar valas Indonesia. Sehingga, kerja sama antarotoritas dan perbankan sangat dibutuhkan untuk edukasi, serta diseminasi hedging kepada pelaku pasar.
Asisten Deputi Bidang Jasa Keuangan Kementerian BUMN Muhammad Khoerur Roziqin menyebutkan bahwa Kementerian BUMN sebagai bagian dari agen pembangunan turut berkontribusi atas peningkatan transaksi derivatif nasional.
“Hingga Q2 2021 tercatat 61 persen perusahaan BUMN telah melakukan aktivitas hedging,” tuturnya.
Demi penguatan aktivitas hedging terhadap perusahaan-perusahaan BUMN, Kementerian BUMN telah mengeluarkan Permen BUMN No. PER-09/MBU/2013 tentang kebijakan umum transaksi lindung nilai dan Surat Menteri BUMN No.S-388/MBU/07/2017 tentang Pedoman penyusunan transaksi hedging terhadap perusahaan BUMN.
Hadirnya Hedging School yang diselenggarakan oleh BRI, diharapkan dapat memberikan insight terkait produk-produk keuangan yang dapat menunjang aktivitas bisnisnya.
Sebagai salah satu bank yang telah melayani transaksi hedging lebih dari 30 tahun, BRI telah dianugerahi beberapa penghargaan Internasional, di antaranya Best FX Bank for Retail Clients, Best FX Bank for Money Market Products, dan Best FX Bank for Structured Products. (antara/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru: