Bos Mba Jeck, Ditanya Penghasilan Jawab sambil Terkekeh
Ditanyakan soal ide mendirikan Mba Jeck, Nafisah semangat menceritakannya. Bermula empat bulan lalu. Dia mencoba untuk membantu menambah pendapatan rumah tangganya.
“Walaupun sebagai ibu rumah tangga, saya tetap tergerak ingin buka usaha juga. Tapi, saya tidak mau kerja yang ribet, supaya kewajiban rumah tangga tetap tertangani,” ucapnya.
Sebenarnya, penghasilan sang suami, M Tamami terbilang cukup. Sehari-hari, bekerja sebagai pedagang motor bekas dan juga kacamata ukur yang melayani permintaan skala besar dan eceran.
Sebelum Mba Jeck, Nafisah sempat terpikir untuk berjualan online. Namun urung dilakukan lantaran terlalu banyak pesaing.
“Saya merenung, banyak ibu-ibu yang sendirian di rumah ditinggal kerja suaminya. Padahal, mereka perlu ke luar rumah untuk belanja keperluan dapur dan sebagainya. Ide simpel, mereka perlu diantar supaya bisa tetap belanja tanpa harus menunggu sang suami pulang ke rumah. Nah, dari sinilah tercetus niat membangun Mba Jeck,” urainya.
Menurut Nafisah, banyak perempuan yang enggan naik ojek yang dikemudikan oleh pria. Karena risih lantaran bukan muhrim. Atau merasa kurang aman.
"Nah, di sinilah celah bisnis Mba Jeck. Mereka memerlukan tukang ojek perempuan. Dan kami siap menyediakannya,” ibunda M Thowiri (3) tersebut.
Awal-awal pendirian, Nafisah sempat turun tangan. Begitu dapat order via WhatsApp, dia langsung tancap gas mendatangi pelanggannya. Mulai dari mengantar penumpang, hingga membeli makanan. Semua dilakoninya dengan sabar.