BPJS Kesehatan Memaparkan Upaya Peningkatan Layanan Berbasis Data di Seminar Nasional
“Selain itu melalui artificial intelligence serta big data analytics, akan mendukung sistem layanan kesehatan sistem dengan capaian kinerja yang optimal baik dari produktivitas, efisiensi dan kualitas layanan,” kata Ghufron.
Sementara itu, Ghufron juga menyampaikan bahwa Indonesia seperti halnya negara-negara lain juga menghadapi tantangan serupa akibat Covid-19, khususnya dalam pencapaian universal health coverage (UHC) serta memastikan mutu dan kualitas layanan program jaminan sosial kesehatan.
BPJS Kesehatan tentu telah menyiapkan sejumlah rencana strategis untuk mengatasi tantangan tersebut.
Sebagai ketua Komisi Kesehatan atau Technical Commission on Medical Care and Sickness Insurance, International Social Security Association (ISSA) Periode 2020-2022, Ghufron juga berharap berbagai penelitian, pengetahuan serta pengalaman yang dibagi antarsesama anggota ISSA akan memperjelas arah dan peran lembaga jaminan sosial dari seluruh negara. Khususnya agar tercapainya UHC serta membantu dalam mengatasi pandemi Covid-19 di seluruh dunia.
“Kita semua tentu berusaha keras dan berharap agar pandemi ini akan berakhir. BPJS Kesehatan terus melakukan yang terbaik untuk melindungi Indonesia, melalui program jaminan sosial kesehatan dan memastikan perlindungan kesehatan bagi rakyat Indonesia,” papar Ghufron.
Deputi Direksi Bidang Manajemen Data dan Informasi BPJS Kesehatan, Donni Hendrawan dalam kesempatan itu juga dijelaskan urgensi dan tata kelola data terintegrasi BPJS Kesehatan.
Menurut Donni, saat ini BPJS Kesehatan terus berkolaborasi dengan pemilik data lain, baik dari lembaga atau stakeholder terkait yang terintegrasi dengan data JKN.
Tata kelola data terintegrasi ini penting diterapkan semua pihak agar dapat lebih mengoptimalkan pemanfaatan data, serta untuk mengurangi risiko atas ancaman keamanan data.