BPN Menduga Jokowi yang Menyeret Polri ke Kancah Politik
jpnn.com, JAKARTA - Juru Bicara Prabowo-Sandi, Ferdinand Hutahean mengatakan isu indikasi aparat yang melancarkan dukungan ke salah satu paslon di pilpres benar. Menurut kader Demokrat itu, fakta tersebut terlihat dari video yang banyak beredar di media sosial.
"Selain video, kami sendiri yang turun ke bawah, sering mendengar cerita dari kepala desa dari tokoh masyarakat yang diminta untuk memenangkan pasangan 01," kata Ferdinand ketika dikonfirmasi, Minggu (31/3).
Menurut Ferdinand, adanya praktik tersebut lantaran ketokohan Jokowi tidak lagi bisa diandalkan di masyarakat. Karena itu, kubu 02 diduga harus menggunakan cara tidak elok tersebut.
(Baca Juga: Jokowi: Saya Melihat Pak Prabowo Sangat Khawatir)
"Karena sudah tak laku, mereka kemudian harus memperalat tokoh-tokoh lokal seperti kepala desa, tokoh masyarakat dan lain-lain. Kami saksikan kok di lapangan dan videonya beredar di medsos," ujar Ferdinand.
Di sisi lain, Ferdinand meyakini aparat yang terjun ke dalam politik praktis hanyalah beberapa oknum dari institusi berbaju cokelat tersebut. Anak buah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu percaya masih banyak Polri yang berjiwa kesatria di instirusi itu.
"Saya menyebutnya oknum ya. Polri tak sepenuhnya salah, Karena saya percaya prajurit Polri masih banyak yang berjiwa netral dan berdiri sebagai benteng NKRI. Berjiwa tribrata, tidak menjadi pecundang dalam politik. Saya percaya itu," paparnya.
Atas dasar itu, dia menyayangkan Jokowi yang diduga menjadi dalang untuk menarik institusi Polri ke dalam politik di pilpres. Menurutnya, cara ini tidak baik untuk masa depan institusi Polri di Indonesia.