BPOM Kepri Tarik Ratusan Ribu Kaleng Sarden Bercacing
Dia mengatakan, produsen dari sarden ini tidak teliti dalam pemilihan bahan baku. Yosef menduga bahan baku yang digunakan bukanlah kualitas baik. "Karena ada cacingnya di sana," ujarnya.
Apabila sarden ini konsumsi, kata Yosef, akan mengakibatkan reaksi alergi (hipersensitifitas) pada orang yang sensitif. "Itu kalau cacingnya dalam kondisi telah mati, tapi kalau masih hidup tentunya akan berdampak buruk terhadap kesehatan," ucapnya.
Yosef mengatakan, hal ini menjadi pelajaran bagi pihaknya. Ke depannya, Badan POM akan berkoordinasi dengan instansi terkait agar meningkatkan pengawasan, seperti dari karantina ikan untuk memeriksa layak atau tidaknya bahan baku yang ada di dalam kemasan.
"Kami telah meminta importir melengkapi sertifikat pengolahan bahan baku, agar bisa melihat bahan bakunya itu benar-benar bagus atau tidak. Kejadian ini membuat kami belajar dan koreksi diri," katanya.
Dia menuturkan, pengawasan akan dilakukan secara rutin dan berkelanjutan. Agar kejadian seperti ini tidak kembali terulang.
Agar pengawasan penarikan sarden ini berjalan lancar, Yosef mengatakan, pihaknya telah bekerja sama dengan beberapa instansi untuk mengawasi proses itu.
"Batam, Tanjungpinang, Bintan, Lingga, Karimun, Anambas, dan Natuna sardennya sudah mulai ditarik dari peredaran," ucapnya.
Saat ditanya apakah ke depan ketiga merek sarden itu dilarang beredar di Kepri, Yosef mengaku masih perlu ada kajian. "Lagi pula kami menunggu instruksi dari BPOM pusat," katanya. (ska/yui/met/arn/gas/rng)