BRG Perlu Peta Skala Besar untuk Acuan Restorasi Gambut
jpnn.com, JAKARTA - Pemetaan detail dan analisis terkait hidrotopografi serta tutupan lahan gambut yang akan jadi dasar pekerjaan fisik restorasi gambut sangat dibutuhkan.
Menurut Deputi Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan, Badan Restorasi Gambut (BRG) Myrna Safitri, pemetaan itu penting dilakukan agar ada data akurat dalam membuat rencana restorasi gambut.
“Supaya kami tahu lebih jelas. Jika ada di areal kubah berarti bentuk restorasinya seperti apa, kalau ada di areal yang bukan kubah itu seperti apa. Karena bentuk restorasi itu akan mengikuti pada ekosistem gambut itu,” ujarnya, Selasa (5/9)
Myrna mencontohkan, jika masuk kategori kubah gambut yang berarti masuk fungsi lindung, maka jika di situ ada kanal harus ditutup secara permanen.
Namun, jika bukan kubah gambut dan masih masuk ke areal fungsi budi daya, maka masih diperbolehkan memakasi sistem buka tutup.
“Nah untuk mengetahui ekosistem gambut di lapangan itu, hasil pemetaan itu akan sangat menentukan,” imbuh Myrna.
Belum lama ini, BRG telah menyerahkan peta Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG) yang ada di empat kabupaten prioritas restorasi gambut.
Yakni, Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasin, Kepulauan Meranti, dan Pulang Pisau, dengan bantuan Norwegia, dan satu KHG lagi di Pulau Padang, Kabupaten Kepulauan Meranti, yang dibuat dengan konsorium UGM-SixCAP sedang dalam penyelesaian.