BRI dan Mandiri Tambah Instrumen Penampung Dana Repatriasi
jpnn.com - JAKARTA – Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan Bank Mandiri (BMRI) bergerak cepat untuk menjaring dana repatriasi. Dua bank papan atas Indonesia itu menyiapkan berbagai instrumen investasi.
Di antara total target dana program amnesti pajak, sekitar 30 persen diyakini masuk melalui perbankan.
Direktur Keuangan BBRI Haru Koesmahargyo menyatakan, pihaknya menyiapkan obligasi penawaran umum berkelanjutan (PUB) senilai Rp 20 triliun. Separuhnya akan diterbitkan pada semester kedua tahun ini.
BBRI juga menyiapkan medium term notes (MTN) senilai Rp 5 triliun. Selain itu, mereka merencanakan penerbitan promissory note (nota yang dapat diuangkan) khusus sektor UKM. ”Kami tawarkan ke peserta tax amnesty dan investor pada umumnya,” terangnya.
Untuk instrumen investasi di pasar modal dan sektor riil, BBRI bekerjasama dengan Bahana Securities dan Bahana TCW Investment Management untuk membuat reksa dana penyertaan terbatas.
Basisnya adalah proyek perkebunan dan holtikultura milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN). Dari total dana repatriasi yang ditargetkan Rp 1.000 triliun, Haru memperkirakan, sekitar 30 persen akan masuk ke perbankan.
Karena itu, bank perlu menyiapkan berbagai instrumen investasi untuk menampung potensi dana sesuai profil peserta amnesti pajak.
Hingga kemarin, BBRI mencatat ada 68 akun rekening yang menjadi peserta program amnesti pajak. Nilai dana tebusan hasil deklarasi tercatat Rp 2 miliar, sedangkan dana repatriasi Rp 9 miliar.