BRI Makin Kuat, 9 Bulan Cetak Laba Rp 44,21 Triliun, Kredit Tumbuh 12,53 Persen
Kemudian, dari sisi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), BRI mencatatkan total DPK sebesar Rp 1.290,29 triliun atau tumbuh 13,21 persen yoy.
Penopang utama DPK BRI masih bersumber dari dana murah (CASA) dengan porsi mencapai 63,64 persen atau sebesar Rp 821,14 triliun.
Pertumbuhan tertinggi berasal dari Giro BRI yang tumbuh sebesar 28,12 persen yoy. Kinerja Giro BRI tersebut tak terlepas dari strategi perseroan yang fokus pada optimalisasi value chain melalui wholesale transaction banking dan digitalisasi wholesale transaction banking dengan platform Qlola yang mengintegrasikan berbagai fitur unggulan, yaitu Cash Management, Trade Finance, Supply Chain Management, Foreign Exchange (Forex), Investment Services, dan Financial Dashboard.
Fee-based Income (FBI) BRI Group juga tercatat tumbuh 12,19 persen yoy menjadi senilai Rp15,56 triliun.
Pencapaian FBI BRI tersebut sejalan dengan volume transaksi Super Apps BRImo yang tumbuh sebesar 66,87 persen yoy atau mencapai Rp 2.984 triliun dan jumlah pengguna yang mencapai 29,8 juta user.
Di samping itu, pertumbuhan fee-based income BRI juga didorong meningkatnya bisnis AgenBRILink, yaitu agen layanan bank dengan model bisnis sharing economy bersama masyarakat.
"Jumlahnya telah mencapai lebih dari 698 ribu agen dengan total nilai transaksi yang meningkat 7,97 persen menjadi sebesar Rp 1.040 triliun," papar Sunarso.
Sunarso menambahkan bahwa dari sisi operasional, transformasi digital yang terus dilakukan perseroan mampu meningkatkan efisiensi dalam operasional bisnis BRI.